Rabu, 30 Desember 2015

DOLAR AS SIANG INI SUDAH TEMBUS KE LEVEL Rp13.820

SAVE - Siang ini pergerakan dolar AS terhadap rupiah semakin menguat. Pergerakan mata uang negeri Paman Sam ini sempat menyentuh posisi tertingginya hari ini di angka Rp13.820.
Melansir data perdagangan Reuters, Rabu (30/12/2015), siang ini dolar AS berada di posisi Rp13.795.
Sementara pagi tadi, pembukaan dolar AS mengalami penurunan di Rp 13.671 jika dibandingkan dengan posisi perdagangan hari sebelumnya di Rp13.681.
Setelah sempat mengalami penurunan pada pembukaan, pergerakan The Greenback balik arah peningkatan dan secara perlahan terus meningkat hingga kepuncak tertingginya hari ini di Rp13.788.
Kepastian menganai suku bunga The Fed menghilangkan satu ketidakpastian di ekonomi global.
Akan tetapi, laju dolar AS nampaknya sedikit demi sedikit mulai naik kembali setelah sempat mengalami penurunan beberapa waktu lalu.
Pergerakan rupiah sejak awal tahun ini (year to date) masih mengalami penurunan sebesar 10%.   

PERLAMBATAN EKONOMI CHINA DIPERKIRAKAN AKAN BERLANJUT DI TAHUN DEPAN

SAVE - Sepanjang tahun 2015, China mengalami perlambatan ekonomi dan diperkirakan akan terus berlangsung hingga tahun depan. Selain itu, di tahun 2020 mendatang, peran China yang selama ini sebagai salah satu negara yang menyokong pertumbuhan ekonomi dunia kemungkinan akan digantikan oleh Amerika Serikat (AS) dan India.
Walaupun pertumbuhan ekonomi China diperkirakan masih belum mampu mencapai 7% pada tahun depan, dunia juga masih sulit untuk memperkirakan kondisi ekonomi China. Lantaran, hingga akhir tahun ini pertumbuhan konsumsi China justru mengalami pertumbuhan.
Akan tetapi, di sisi lain masih ada anggapan bahwa pemerintah China akan kembali melakukan intervensi kebijakan dalam bidang perekonomian. Hal tersebut membuat perekonomian China sulit untuk diprediksi sepanjang tahun 2016 mendatang.
Sementara itu, Amerika Serikat meyakini pada tahun 2016 mendatang, China tidak lagi memberikan dampak besar terhadap perekonomian dunia pada umumnya, dan AS pada khususnya. Sebab, 85% pendorong ekonomi AS justru berada dari negara-negara maju dan negara berkembang lainnya. Akan tetapi, Amerika Serikat mengaku bahwa masih memiliki kekhawatiran terhadap stabilitas pasar global yang dapat terpengaruh dari perlambatah ekonomi China.
“The Fed khawatir tentang stabilitas pasar global. Mereka sangat bergantung pada satu sama lain,” ucap Managing Director Citizens Bank, Rabu (30/12/2015).
Pengamat dari Morgan Stanley, Zeanter mengatakan bahwa dunia internasional harus mewaspadai adanya deflasi mata uang China. Hal ini dikhawatirkan dapat memberikan ketidakpastian terhadap harga penjualan di China sehingga dapat mempengaruhi perdagangan global.
“Jika kita terus mengimpor banyak deflasi dari China, ini dapat menyebabkan ketidakpastian terhadap prospek inflasi,” tutur Zaenter.  

Selasa, 29 Desember 2015

PERGERAKAN SAHAM PRODUSEN BAN SAAT INI DALAM PENGAWASAN BEI

SAVE - Pergerakan perdagangan saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) saat ini dalam pengawasan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pengawasan yang dilakukan bursa, telah mengalami peningkatan harga dan kegiatan saham yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity).
“Terkait dengan terjadinya UMA terhadap saham MAMI dan FMII tersebut, perlu kami sampaikan bahwa saat ini bursa sedangan mengamati perkembangan cara kerja transaksi saham ini,” ucap Kepala Divisi Operasional Perdagangan BEI Eko Siswanto, Selasa (29/12/2015).
Hal ini membuat para investor diminta untuk mewaspadai jawaban perusahaan tercatat atas permintaan bursa.
Mengamati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasi. Mempelajari kembali rencana yang dilakukan corporate action perusahaan tercatat jika rencana tersebut belum mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Melakukan pertimbangan dalam mengabil keputusan dapat menimbulkan dampak dikemudian hari.
Hingga siang ini, saham MASA mengalami penurunan sebesar 30 poin atau 9,15% menjadi Rp298. 

WALL STREET MEMBURUK AKIBAT MENURUNNYA HARGA MINYAK

SAVE - Pada awal pekan bursa saham Wall Street berakhir memburuk  akibat harga minyak yang kembali mengalami penurunan. Hal ini membuat saham Apple jatuh paling dalam.
Sebelumnya, sejak awal tahun 2015 ini pergerakan Indeks S&P sempat mengalami kenaikan tipis 2% namun pada akhirnya Indeks S&P harus kembali menurun. Akibat adanya aksi jual saham Exxon Mobil dan Chevron, Indeks sektor energi mengalami penurunan hingga 1,8%.
Di beberapa minggu terakhir ini pasar saham Paman Sam ini merespons harga minyak yang memang masih belum stabil.
“Isu mengenai naiknya suku bunga The Fed sudah lewat. Sekarang pasar saham lebih fokus ke harga minyak yang fluktuaktif dalam beberapa minggu ini,” ucap Tim Courtney, CEO Exencial Wealth Advisors, Selasa (29/12/2015).
Pada penutupan perdagangan kemarin, Senin (28/12/2015) waktu setempat, Indeks Dow Jones menurun 0,14% menjadi 17.528,47 dan Indeks S&P 500 anjlok 0,22% menjadi 2.056,51. Sementara Indeks Komposit Nasdaq menurun 0,15% menjadi 5.040,99.

Rabu, 16 Desember 2015

BI LUNCURKAN SBBI GUNA MENAHAN DOLAR KELUAR DARI INDONESIA

SAVE - Bank Sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, akan segera melakukan pertemuan yang akan membahas masalah kenaikan suku bunga AS. Sedikit demi sedikit para investor  juga sudah mulai menarik dananya dari Indonesia, yang terlihat dari penurunan nilai tukar rupiah.
Pada saat yang sama, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) untuk pertama kalinya. Hal tersebut merupakan bagian dari usaha BI agar cadangan devisa semakin kuat dan menahan dolar AS agar tetap masuk ke Indonesia.
“Ini mampu menarik likuiditas dolar di dalam negeri, dari pada disimpan di luar negeri, BI juga terus menjaga agar dolar AS tetap berada di dalam negeri,” ucap Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara.
Dari penerbit SBBI, Mirza berkata kemungkinan juga akan ada dana segar masuk dari luar negeri . lantaran ini tidak terbatas hanya untuk investor di Indonesia saja.  
“Karena SBBI valas itu bisa dibeli oleh Investor dan bank dalam negeri, bisa juga investor luar negeri. Jadi investor luar negeri ada capital inflow,” jelasnya.
Tercatat pada tanggal 15 Desember 2015 SBBI telah dikeluarkan dengan nominal penawaran US$1,05 miliar, meskipun yang terserap hanya US$500 juta. Jangka waktu yang ditetapkan yaitu 6 bulan atau jatuh tempo pada 24 Juni 2016 mendatang. 

APINDO: DI TAHUN 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI RI DIPERKIRAKAN AKAN TUMBUH DI 5,5%

SAVE - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memprediksikan, pada tahun 2016 mendatang pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai hingga 5,5%. Hal ini pun lebih tinggi dari prediksi pertumbuhan ekonomi pemerintah yang berada di 5,3%.
“Kami menilai 5,3% tertinggi dari sisi optimisnya pemerintah. Tapi kami lebih optimis lagi jika pertumbuhan ekonomi melebihi prediksi pemerintah,” ucap Ketua Apindo Haryadi Sukamdani.
Menurutnya, seluruh paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan di tahun ini kemungkinan mampu mendorong realisasi pertumbuhan ekonomi di 2016 mencapai 5,5%. Paket tersebut diyakini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi jauh jauh lebih baik dari tahun sebelumnya.
“Selain itu faktor pendukung lainnya, kami melihat belanja pemerintah di era Presiden Jokowi dimajukan dengan dipercepat pencairan belanja pemerintah. Secara otomatis strart akan lebih cepat. Sementara ketika kita mengandalkan inflasi, kita lihat inflasi di tahun ini pun mengalami sedikit penurunan,” jelasnya.
Menurut Haryadi, hal tersebut kemungkinan akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun 2016 nanti. Selain itu pemerintah telah memberikan kemudahan syarat dan fasilitas bagi para investor, hal inilah yang akan mendorong perekonomian Indonesia akan semakin membaik ke depannya.   

Selasa, 15 Desember 2015

IMPOR MENINGKAT ADA PENGARUH POSITIF BAGI RI

SAVE - Tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada November 2015 ada penurunan ekspor sebesar 7,91% dan kenaikan impor 3,61%. Walaupun demikian, Indonesia maSih terbilang akan memperoleh pengaruh baik dari meningkatnya impor.
Pengamat Ekonomi Raden Pardede berkata, ada baiknya Indonesia melihat adanya hal positif dari barang-barang impor yang masuk ke Indonesia. Sebab, barang impor tersebut akan memberikan multiplier effect bagi Indonesia.
“Misalnya mesin. Dalam waktu dekat impor mesin akan membuka lapangan kerja bagi para tenaga ahli mesin. Sementara dalam waktu panjang juga akan dapat meningkatkan hasil produksi barang untuk dapat di impor. Ini kan positif,” ucapr Raden, Selasa (15/12/2015).
 Ia menuturkan, impor yang mengalami kenaikan tidak semestinya dipandang buruk. Akan tetapi, kenaikan ini seharusnya kita syukuri.
Oleh karena itu, berharap Indonesia dapat melihat masuknya barang impor sebagai kesempatan. Sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional pada 2016 yang akan datang.

BANK DUNIA: PEREKONOMIAN RI HADAPI BERBAGAI TANTANGAN, TERUTAMA KENAIKAN SUKU BUNGA AS

SAVE - Hingga akhir tahun ini perekonomian Indonesia masih mengahadapi berbagai tantangan. Bahkan, di tahun depan tantangan ini masih akan berlanjut.
Tantangan utamanya yaitu, rencana kenaikan tingkat suku bunga The Fed.
“Ekonomi Indonesia masih menghadapi tantangan. Pasar masih terus mengantisipasi kepastian kenaikan Fed Fund rate, mungkin hari ini atau besok,” ucap Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves, Selasa (15/12/2015).
Menurut beliau, jika tingkat suku bunga AS naik, kemungkinan akan membuat perekonomian terus mengalami guncangan. Tidak hanya mengenai kenaikan suku bunga AS, namun tantangan lainnya seperti menurunnya harga komoditas juga harus dihadapi.
“Global market dan financial market masih akan volatile, ini merupakan tantangan bagi Indonesia,” ucapnya.
Walaupun demikian, di tahun depan perekonomian Indonesia kemungkinan masih akan tumbuh membaik, pastinya dengan adanya dorongan komitmen kebijakan infrastruktur dari pemerintah.
“Pemerintah harus komitmen terhadap pembangunan infrastruktur. Ekonomi Indonesia masih akan volatile di 2016. Tapi masih ada potensi untuk tumbuh,” kata Rodrigo.
Dalam kesempatan yang sama, Ekonomi Utama Bank Dunia, Ndiame Diop menambahkan, tantangan perekonomian Indonesia masih akan berlanjut di tahun mendatang.
Selama tahun2015 ini, Indonesia mengalami berbagai risiko ekonomi.
“Di tahun2016 kami melihat Indonesia masih akan mengalami tantangan. Sementara tahun 2015 ini Indonesia masih menghadapi berbagai risiko,” tutur Ndiame. 

Senin, 14 Desember 2015

EKONOMI RI DI TAHUN 2016 KEMUNGKINAN AKAN MEMBAIK DI 5,6%

SAVE - Pada tahun 2016 mendatang perekonomian Indonesia diperkirakan akan membaik jika dibandingkan dengan tahun ini 2015. Di tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di sekitar angka 5,2% hingga 5,6%.
Jika sektor Usaha Mikro kecil Menengah (UMKM)dapat dikembangkan dan berjalan lancer, maka angka tersebut bisa lebih meningkat. Ekonomi rill ini berperan besar untuk mengarahkan pergerakan pertumbuhan ekonomi.
“Kalau 2016 bisa di angka 5,2% hingga 5,6%, kalau UMKM baik bisa memberi peningkatan 1% hingga 2%,” kata Gubernur BI, Agus Martowardojo, Senin (14/12/2015).
Ia berkata, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih membaik melalui perubahan structural seperti konsistensi reformasimanajemen energi, percepatan perizinan dan percepatan pengembangan infrastruktur.
Selain itu, di tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan lebih baik dan berada di atas negara-negara berkembang lainnya.
“Ini bagus karena ekonomi Brazil, Rusia Venezuela semua mengalami tekanan. Indonesia bisa 5,2% hingga 5,6%, angka ini baik. Kita perlu dorong agar pemerintah terus melakukan perubahan structural biar bisa optimal,” tuturnya.  

BI WASPADA TERHADAP KENAIKAN SUKU BUNGA THE FED

SAVE - Bank Indonesia (BI) mewaspadai adanya kenaikan tingkat sukubunga AS yang kemungkinan akan naik dibeberapa hari ini atau pada tanggal 17 Desember 2015.
Dari hasil analisa BI, kemungkinan besar bank sentral AS akan menaikan suku bunganya lantaran selama 7 tahun suku bunga The Feed masih berada di sekitar 0%.
“Suku bunga di AS disebutkan dari hasil survey sebanyak 96% diyakini akan dinaikan pada 17 Desember besok,” ucap Gubernur BI, Agus Martowardojo, Senin (14/12/2015).
Ada kemungkinan kenaikan ini akan terjadi secara bertahap setiap 3 bulan. Hingga akhir tahun 2016, tingkat suku bunga AS akan berada di posisi 1,125%.
“Maka hingga akhir tahun 2017 bisa mencapai 2,265%. Ini membuat ada satu rebalancing,” jelasnya.
Adanya penyesuaian suku bunga The Fed, beliau mengaku akan ada aliran dana asing yang keluar dari negara berkembang seperti ndonesia akibat positifnya ekonomi AS. Kondisi ini diperkirakan dapat menekan perekonomian dalam waktu dekat.
“Dana yang ada banyak di negara berkembang, ada satu pergerakan mencari aset yang semakin dianggap memberi keamanan. Pergerakan ini akan memberikan tekanan yang memiliki sifat sementara,” tutur Agus.
Melihat kondisi ini, sebenarnya pemerintah dan BI sudah melakukan beberapa langkah. Dalam waktu dekat, BI juga akan melakukan kerjasama dengan bank sentral neger ijiran,hal ini untuk mengahadapi penyesuaian dengan suku bunga The Fed.
“kita siapkan kerja sama dengan luar negeri. Kita harus menjaga nilai tukar agar dapat cerminkan kondisi fundamental. Setelah itu, kita luncurkan kebijakan makro, kita minta kegiatan utang luar negeri dilakukan secara berhati-hati. Saat ini juga kita tanda tangan perjanjian kerja sama dengan negara sahabat,” jelasnya.    

Jumat, 11 Desember 2015

KEKHAWATIRAN BI TERHADAP PELEMAHAN YUAN

SAVE - Bank Indonesia (BI), khawatir terhadap mata uang yuan yang kembali mengalami penurunan. Mata uang Negeri Panda ini mengalami penurunan kemungkinan sebagai usaha China untuk melakukan devaluasi.
Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, kekhawatiran ini dikarenakan kondisi ini dapat memberikan pengaruh terhadap mata uang dunia lainnya termasuk Indonesia.
“Saya mengantisipasi karena kondisi menjelang FOMC (Federal Open Market Committee) meeting, Tiongkok (China) yang ekonominya melemah, dan kekawatiran jika ekonomi Tiongkok terus mengalami penurunan kemungkinan yuan akan kembali didevaluasi lagi. Jadi kekhawatiran itu pasti ada,” ucap Agus.
Beliau menilai, kemungkinan hal ini akan terus terjadi hingga tahun 2016 mendatang. “Ini yang harus kita jaga terus, dan BI tetap berada di pasar apapun kondisinya,” jelasnya.
Lana Soelistianingsih, Ekonomi Universitas Indonesia (UI) tidak menyangka yuan akan kembali menurun, padahal mata uang yang biasa disebut renminbi ini sudah masuk dalam mata uang Special Drawing Rights (SDR).
“Saya tidak menyangka. Yuan yang masuk kedalam mata uang SDR seharusnya kewajiban dia menjadikan mata uangnya fleksibel,” katanya.
Lana memperkirakan, penurunan yuan ini kemungkinan dilakukan dengan kebijakan moneter. Padahal, untuk menurunkan mata uang tidak boleh langsung menggunakan kebijakan moneter. “Harusnya bias dilakukan dengan Giro Wajib Minimum (GWM), turunkan bunga deposito atau kredit. Enggak boleh langsung diturunkan,”tutupnya. 

MENKEU: INDONESIA BUTUH PERTUMBUHAN EKONOMI YANG KOKOH!

SAVE - Saat ini negara Indonesia sangat membutuhkan pertumbuhanekonomi yang kuat. Oleh karena itu, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut perlu adanya upaya dengan melakukan perubahan secara fiskal.
Bambang PS Brojdonegoro, Menteri Keuangan (Menkeu) mengungkapkan, dari pihaknya akan melakukan pembahasan mengenai kebijakan fiskal yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat dan menyeluruh. Sehingga, perubahan fiskal ini harus terus dilakukan.
“Kita saat ini sedang berhadapan dengan kebutuhan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, istilahnya tidak ada tawar menawar lagi, strong growth itu sangat sangat dibutuhkan oleh Indonesia,” ucapnya, Jumat (11/12/2015).
Akan tetapi pada waktu yang bersamaan, Indonesia juga perlu mewaspadai adanya ketidakpastian antara si kaya dan si miskin yang semakin meluas. Untuk membahas mengenai perubahan fiskal, beliau mengadakan seminar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat dan menyeluruh.
“Kita juga punya masalah dengan index quality, tentu fiskal policy sangat berperan untuk menunjang strong and equitable growth,” jelas Bambang.
Sekedar informasi, Menteri keuangan kembali mengadakan seminar internasional yang membahas mengenai perkembangan dan kebijakan publik. Seminar ini dihadiri peserta yang berasal dari instansi Indonesia dan luar negeri. Diantaranya pejabat Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Pejabat Bappenas, pihak Bank Dunia, IMF, hingga ADB. Selain itu ada juga pakar ekonomi yang ikut hadir dalam acara tersebut. 

Kamis, 10 Desember 2015

JIKA RUPIAH MELEMAH TEMBUS LEBIH DARI Rp15.000/US$, MAKA SEBAGIAN DANA ASING AKAN KELUAR


SAVE - Head of Fixed Income Research PT Mandiri Securities Handy Yunianto mengatakan, jika nilai tukar rupiah terus mengalami penurunan hingga tembus lebih dari Rp15.000/US$, maka kemungkinan besar dana asing yang berada di dalam Surat Utang Negara (SUN) akan keluar sebesar Rp12 triliun.
“Kalau penurunan rupiah lebih dari level Rp15.000/US$ hit, kerugian kurs tidak dapat ditutup,” ungkapnya.
Menurutnya, dana asing yang masuk ke Indonesia melakukan pembelian surat utang pemerintah periode Oktober hingga November 2015 sebanyak Rp25 triliun.
“Dana asing yang masuk ke Indonesia sebesar Rp25 triliun, dan sebagian akan keluar jika rupiah mengalami penurunan melebihi batasan tersebut. Asing memegang SUN porsinya besar sebanyak 38% dari total outstanding,” jelas Handy.
Ia berkata, investor asing akan mengeluarkan dananya dari Indonesia dan menanamkan modalnya di luar negeri sebab walaupun SUN pemerintah memiliki bunga tinggi namun terhalang oleh penurunan rupiah.
“Yield surat utang di luar negeri lebih tinggi, mereka akan berinvestasi ke luar negeri jika disini terkena currency lost dari yang dia peroleh.Yield SUN kita 8,5% akan tetapi jika rupiah menurun ya tidak ada bedanya,” tuturnya.
Menurut Handy, investor asing memasang ekspektasi rupiah berada di bawah Rp15.000/US$. Jika penurunan rupiah melebihi batasan angka tersebut, maka mereka terkena kerugian kurs.
“Dari sisi US treasury yield obligasi saat ini sebesar 2,7% di AS, angka ini melonjak dari posisi sebelumnya di 2,2%. Jika rupiah masih berada di posisi Rp15.000/US$ itu meraka masih aman, kalau di atas yield yang diperoleh tidak menarik,” tutupnya.     

SAHAM PERDANA INDOPORA DIPERJUALKAN KEPADA INVESTOR DOMESTIK

SAVE - Pada hari ini Kamis (10/12/2015), tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) investor domestik telah menghabiskan saham Perdana PT Indonesia Pondasi Raya (Indopora) Tbk (IDPR) sebesar 100%.
Febyan, Direktur Utama Indopora mengatakan, seluruh saham yang diperjualkan kepada investor lokal memang sengaja dilakukan oleh perusahaan dan percaya mereka mampu mewadai sejumlah saham yang dilepas tersebut.
“Lantaran saham yang kami tawarkan hanya 15,13%, jadi kami yakin seluruh saham dapat diserap oleh pasar lokal,” ucapnya, Kamis (10/12/2015).
Beliau menuturkan, total saham yang dilepas kepada pelaku pasar domestik ada sekitar 60% hingga 70% investor institusi lokal melakukan pembelian dan sisa dari saham tersebut diserap oleh ritel.
“Kami benar-benar tidak tahu mengapa lebih banyak institusi. Mungkin mereka percaya, jadi waktu book building mereka lebih banyak,” jelasnya.
Sekedar Informasi, hari ini Indopora melakukan penawaran perdana saham (initial public offering/IPO). Dari total modal yang disetorkan ada sebanyak 303 juta lembar saham atau 15,13% yang dilepas oleh perusahaan. 

Selasa, 08 Desember 2015

DI 2016 EKONOMI BISA CAPAI 5%, JIKA BEBERAPA HAL TERPENUHI

SAVE - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berharap pada pertumbuhan ekonomi 2016 bisa mencapai di atas 5%. Akan tetapi, untuk mencapai target tersebut perlu adanya seperti infrastruktur dan terlaksananya paket kebijakan ekonomi.
Sofyan Wanandi, Dewan Pembina Apindo mengatakan, bahwa dirinya masih memiliki harapan di tahun mendatang pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh di atas angka 5%. Walaupun demikian ada beberapa hal yang harus diperbaiki dalam mencapai target tersebut.
"Dengan catatan perkembangan politik saat ini selesai, pemerintah terus menjalankan dan mempercepat pembangunan infrastruktur, dan paket-paket kebijakan yang mengurangi high cost ekonomi tahun depan maka capaian pertumbuhan ekonomi akan lebih baik tahun depan dibandingkan tahun ini," jelasnya, Selasa (8/12/2015).
Selain itu, untuk mencapai target pertumbuhan di atas 5%, pemerintah harus mempercepat perwujudan investasi di Indonesia. Contohnya, investasi di sektor infrastruktur bagi investor baru dipermudah dan dipercepat prosesnya, sehingga dapat mempercepat pembangunan infrastruktur.
"Sebenarnya kita ingin menyukseskan planning infrastruktur pemerintah. Di mana pengusaha banyak sekali yang ingin berinvestasi dalam power plan pemerintah. Tapi karena semua terlambat dalam masalah keputusan membuat pengusaha baru tidak jadi ikut merealisasikan pembangun infrastrukturnya. Karena itu, dibutuhkan kejelasan pemerintah," ucap Sofyan.   

SOFJAN WANANDI: INDONESIA BELUM MEMAHAMI KRISIS


SAVE - Ketua Tim Ahli Wakil Presiden (Wapres) RI Sofjan Wanandi menjelaskan, saat ini Indonesia sudah tidak memiliki sense of crisis economy karena pemerintah dan masyarakat sudah terlalu sibuk dengan permasalaham politik perlemen. akibat perlambatan ekonomi Indonesia.
Padahal ada baiknya, pemerintah maupun swasta, harus merasakan sense of crisis economy akibat perlambatan perekonomian Indonesia.
"Sebetulnya ekonominya sudah mendekat ke krisis. Jika dibandingkan dengan wilayah ASEAN, situasi kemampuan dan bersaing kita berkurang. Kita memang belum krisis tapi harus kerja keras. Saya melihat kita ini biasa-biasa saja. Melihat semua kejadian politik, waktu kita habis untuk mengurusi itu semua. Kita hanya jadi penonton daripada permainan di parlemen," ucapnya, Selasa (8/12/2015).
Beliau menambahkan, kondisi ini nampaknya seperti Indonesia tidak memiliki sense of crisis economy sebenarnya kekurangan masyarakat harus diselesaikan secara bertahap sebab hal tersebut merupakan faktor utamanya.
"Jika kita tidak bisa menyelesaikan masalah pengangguran dan kemiskinan, maka ekonomi kita susah maju. Maka itu, kemiskinan dan pengangguran ini kita selesaikan dengan pembangunan infrastruktur agar paket-paket kebijakan bisa berjalan baik sehingga investasi bisa masuk lebih banyak," jelas Sofjan.

BANK DUNIA: KESEJAHTERAAN INDONESIA MENURUN

SAVE - Untuk Indonesia, Direktur World Bank (Bank Dunia) Rodrigo A Chavez mengatakan, selama beberapa tahun ini Indonesia telah mengalami penurunan secara terus-menerus dalam kesejahteraannya, mulai dari tahun 2013 menurun 0,3% dan 0,41% pada tahun 2014.
Padahal, selama 15 tahun Indonesia telah mengalami kemajuan yang luar biasa. Tingkat kemiskinan berkurang setengah. Selama 10 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi tumbuh berada di 6% dan menjadi anggota G20. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia harus terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Namun saat ini, Indonesia mengalami perlambatan ekonomi. Ada sekian banyak literatur bahwa besarnya ketimpangan berkontribusi pada melambannya pertumbuhan ekonomi. Akibatnya tidak mengejutkan, sebagian besar populasi setiap negara bekerja kasar dan berpenghasilan rendah," jelasnya, Selasa (8/12/2015).
Rodrigo berkata, pada saat pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan, mereka terpengaruh dan menyebabkan ketegangan sosial karena ada ketidakadilan kesejahteraan. Saat ini koefisien gini ratio Indonesia 0,41%. Sama seperti Uganda, Pantai Gading, dan masih belum membaik dari India.
"Ketika kita melihat bukti dari negara tersebut, yang punya ketimpangan tersebut dibanding negara lain, kemungkinannya sebesar 1,6 kali lebih besar tingkat konfliknya‎‎," tuturnya.
Jadi, Indonesia harus mampu menciptakan kesejahteraan yang sejajar. Indonesia harus menjadi negara paling makmur di dunia, itu harapan yang dimiliki Indonesia.
"Tapi saat ini, kita harus bisa ingat wajah-wajah yang mengajukan permohonan untuk bisa memiliki peluang maju. Wajah-wajah yang mengajukan permohonan agar tidak ditinggal atas kemajuan Indonesia," ‎tutup Rodrigo.  

Senin, 07 Desember 2015

MENDAG: EKONOMI RI MASIH BELUM MEMBAIK, NAMUN MASIH ADA HARAPAN

SAVE - Menteri perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong mengaku bahwa dirinya merasa khawatir akan kondisi perekonomian Indonesia sejak tahun 2013. Bahkan pada saat itu beliau masih belum menjabat di pemerintahan.
Hal tersebut diungkapkan lantaran melihat kondisi nilai tukar rupiah yang terus mengalami penurunan terhadap dolar AS, guncangan yang terjadi dalam kondisi perekonomian global, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih belum membaik.
"Saya pribadi terus terang dari 2013 sudah prihatin (dengan kondisi ekonomi RI), saya selalu memperingatkan bahwa ini berat. Saya pesimis rupiah, kondisi global, dan pertumbuhan," ucapnya, Senin (7/12/2015).
Akan tetapi, beliau menuturkan bahwa mulai pertengahan tahun ini kekhawatirannya mulai berubah menjadi harapan. Meski demikian perekonomian Indonesia masih cukup memprihatinkan, namun telah mengalami berbagai peningkatan yang juga diikuti kondisi ekonomi global.
"Memang rupiah masih tertekan, ekonomi masih rawan, masih terjal. Tapi saya melihat bahwa sudah banyak kemajuan, sudah banyak sekali pembenahan," imbuhnya.
Lembong menceritakan, pada dua tahun yang lalu di Eropa terjadi krisis moneter besar-besaran. Bahkan, IMF dan bank dunia harus masuk agar negara lain seperti Portugal, Irlandia, Spanyol tidak semakin memburuk. Saat itu juga kondisi perekonomian di AS masih belum membaik.
Namun krisis moneter tersebut mengharuskan pemerintah di Eropa mulai melakukan perubahan hingga saat ini sudah mulai menemukan kejayaannya kembali. "Dan kita lihat sekarang tumbuh lagi. Spanyol pertumbuhannya tinggi sekali, AS mengikuti dan kemungkinan kedepannya Fed akan naikkan suku bunga. Meski akan tekan kurs kita., tapi juga mencerminkan bahwa ekonomi AS mulai pulih‎," tutupnya.

SELURUH INVESOR MENGANTISIPASI KENAIKAN NAIKNYA SUKU BUNGA THE FED


SAVE - Seluruh pasar keuangan di dunia termasuk Indonesia, tengah menunggu keputusan bank sentral AS yang akan menentukan arah suku bunganya. Kabarnya, suku bunga The Fed akan dinaikan pada bulan Desember ini.
Chairman of Indosurya Group Surya Effendi menilai, saat ini para pelaku pasar sudah mengantisipasi rencana kenaikan suku bunga The Fed.
"Fed discounted sudah antisipasi," ucapnya, Senin (7/12/2015).
Menurutnya, pasar modal Indonesia kemungkinan masih akan bergerak membaik. Dan naiknya suku bunga The Fed akan memberikan kepastian investor terhadap pasar modal.
"Kami sih positif karena program pemerintah sudah jelas, infrastruktur bagus, fundamental cukup bagus dan semua pada komit, kami tetep positif," kata Surya.
Di sisi lain, beliau menuturkan, saat ini kondisi pasar modal Indonesia cukup kuat untuk menghadapi berbagai tekanan. Di tahun mendatang, program pemerintah di bidang infrastruktur yang cukup agresif akan mendorong pasar modal Indonesia agar kembali meningkat.
"Domestik market cukup kuat. Sampai akhir tahun sudah rock bottom tinggal naikin lagi saja, tahun depan makin baik. The Fed naikkan bertahap karena di China belum terlalu bullish, saya lihat program Indonesia dengan pemerintah sekarang baik," jelasnya.
Surya berkata, secara group, pihaknya fokus memenuhi kebutuhan para UKM. Sektor UKM ini dinilai tahan terhadap guncangan krisis global.
"Indosurya fokus ke UKM, yang tahan banting di semua zaman, 2030 apalagi Indonesia bisa menjadi ke-4 ekonomi dunia, jadi masih baik, fokus UKM, produktif. Bisnis usaha market UKM cukup besar, kami galakkan teknologi yang bisa jangkau lebih banyak lagi," ucap Surya.
Oleh karena itu, ia sangat mendukung rencana OJK dan BEI untuk mengembangkan papan khusus UKM di pasar modal.
 "Kita mendukung betul dengan adanya papan UKM, kami sangat bergembira, banyak juga investor yang belum ngerti," imbuhnya. 

Jumat, 04 Desember 2015

HAL INI MERUPAKAN BOCORAN DARI PAKET KEBIJAKAN EKONOMI VII

SAVEPaket kebijakan ekonomi jilidVII yang akan dikeluarkan oleh pemerintah masih perlu di imbangi, dikarenakan ada beberapa insentif untuk sektor padat karya hingga sertifikasi tanah yang perlu di mantapkan.
Bocoran tersebut disampaikan oleh Deputi Industri dan Badan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Edy Putra Irawasy. Beliau menambahkan, bahwa pada rapat kemen terian kementrian pembahasan paket kebijakan tersebut sebenarnya sudah selesai, namun masih perlu dibahas dalam rapat kabinet.
 "Secara substansial, semua sebenarnya sudah selesai tadi malam di tingkat kementerian. Tapi masih perlu dibahas pada sidang kabinet," ucap Edy, Jumat (4/12/2015).
Ia menjelaskan, ada beberapa kabar yang nantinya akan disampaikan terlebih dahulu kepada Presiden Jokowidodo, mengenai pembahasan tersebut. Terutama dari insentif untuk sektor padat karja hingga sertifikasi tanah.
"Isunya itu ada insentif padat karya, ekspor Unit Kecil Menengah (UKM), logistik, dan sertifikasi tanah. Itu semua sudah matang semalam dari pembahasan," tuturnya.
Walaupun demikian, Edy menyatakan untuk keputusan penetapan stimulus yang terdapat dalam paket kebijakan ekonomi jilid VII tetap sepenuhnya menjadi wewenang Presiden. Bahkan, ada indikasi bahwa penetapan rangsangan yang diberikan tidak akan mempengaruhi keempat berita tersebut.
"Semua tergantung dari Presiden. Karena beliau yang pilih. Bisa saja yang lain," kata Edy.

BI: PENGUATAN DOLAR AS DINILAI MASIH WAJAR

SAVE - Pergerakan Dolar AS kembali mengalami peningkatan sejalan dengan rencana bank sentral AS yang akan menaikan tingkat suku bunga di bulan Desember ini.
Kemarin Kamis (3/12/2015), dolar AS kembali meningkat di sekitar posisi Rp13.800. Menjelang rapat FOMC pergerakan dolar AS yang terus meningkat dinilai masih wajar. Nilai tukar rupiah akan kembali bergerak normal sejalan dengan berlalunya kepastian The Fed.
"Namanya pasar keuangan ya sekarang menunggu FOMC hal yang normal saja, apalagi katanya bulan Desember. Kalau setelah itu akan normal lagi situasinya," ucap Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara, Kami (3/12/2015).
Walaupun demikian, beliau berkata, Indonesia perlu mewaspadai adanya gejolak perekonomian global.
Keputusan FOMC mengenai kenaikan suku bunga The Fed yang akan diumumkan pada 16 Desember mendatang kemungkinan besar akan sangat memperngaruhi pergerakan rupiah.
"Fed tanggal 16 di sana, 17 di sini, RDG 17. Kalau kita baca, kita mesti tetap waspada risiko dari eksternal misalnya kenaikan suku bunga AS yang 0,25%, kalau itu terjadi memang kemungkinan besar sudah price-in, berarti tidak akan membuat jadi gejolak," jelasnya.
Namun, Mirza melanjutkan, yang perlu dipahami yaitu bagaimana selanjutnya pernyataan The Fed mengenai kenaikan suku bunganya, apakah akan dilakukan secepatnya atau perlu waktu 3 bulan, 6 bulan atau hingga 1 tahun.
"Kenaikan kedua itu yang perlu kita cermati. Kalau saat ini market memperkirakan kenaikan kedua akan terjadi perlahan atau gradual dan AS tidak ingin membuat gejolak pasar keuangan internasional," tutur Mirza.
Ia menambahkan, memprediksi kondisi eksternal memang tidak dapat dilakukan. Akan tetapi, Mirza memastikan kondisi pasar keuangan masih akan stabil.
 "Situasi harusnya akan tetap stabil tapi kan semua itu kita tidak bisa dipastikan oleh karena itu mengapa BIstatement-nya menyatakan kita harus berhati-hati dan mencermati kondisi esternal," tutupnya.

MARGIN BROKER YANG MEMILIKI MODAL MINIM AKAN DIBATASI OLEH BEI


SAVE - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah melakukan tiga pembelajaran guna meningkatkan modal para broker atau perusahaan sekuritas di pasar modal. Terutama yaitu melakukan merger karena borker hanya memiliki sedikit modal. Pembelajaran ini masih dalam pembahasan.
Peraturan saat ini, minimal Modal Bersih Disesuaikan (MKBD) yang mencapai sebesar Rp25 miliar.
Direktur Utama Tito Sulistio mengatakan, salah satunya juga akan mengatur masalah marging para broker.
Pembatasan margin broken akan disesuaikan berdasarkan modalnya. Untuk broker yang memiliki modal sedikit, margingnya akan dibatasi.
"Klasifikasi ini jadi, kalau di bank itu ada bank kelas A, kelas B, kelas C, maka ini juga nanti kalau MKBD nya segini, mungkin MKBD nya dibatasi, kalau modalnya lebih tinggi marginnya lebih rileks," jelasnya, Jumat (4/12/2015).  
Tito berkata, saat ini bentuk penyesuaian untuk pembatasan marging masih di bahas oleh Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia.
"Jadi semacam klasifikasi, itu sedang dalam pembiraraan dengan APEI, jadi semacam relaksasi, fleksibilitas mereka berdagang. Satu lagi, sekarang kan ada AB (Anggota Bursa) non kliring namanya non general kliring member, jadi AB kliringnya lewat AB lainnya," jelas Tito.
Prinsipnya, kata Tito, hal tersebut dilakukan agar pasar modal Indonesia tetap terjaga.
Ada empat hal yang telah difokuskan diantaranya, meningkatkan jumlah emiten, memperkuat broker (strenghten brokers), menambah jumlah investor dan menambah reputase bursa.
"Kemarin kita sudah ketemu dengan semua Anggota Bursa, kita lempar kemungkinannya untuk klasifikasi, konsolidasi kemungkinan buyback, dan general trading member, kita lempar APEI mau bicara dulu," imbuhnya.

Kamis, 03 Desember 2015

DUA HAL YANG DAPAT MENDORONG RI DALAM MENGHADAPI MEA

SAVE - Edi Putra Irawady, Debuti Bidang Industri dan Perdagangan Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian mengungkapkan, saat ini masalah yang sedang dialami Indonesia adalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun mendatang.
“Masalah yang kita hadapi saat ini MEA. Hadapi perekonomian global kita lakukan kebijakan transformasi ekonomi nasional,” ucapnya, Kamis (3/12/2015).
Menurut beliau, ada dua hal yang dapat mendorong Indonesia, dalam menghadapi permasalahan MEA seperti, memperluas kegiatan industri jasa dan perdagangan.
"Memperluas kegiatan jasa-jasa misalnya karaoke keluarga ya benar sebagai karaoke keluarga. Kita juga harus kuasai perdagangan, ini yang utama," kata Edi.
Selain itu, Edi melanjutkan, perlu adanya kegiatan yang dapat mendorong ekonomi pedesaan dengan mempersiapkan perangkat desa secara cepat.
"Ekonomi pedesaan mozaik ekonomi nasional supaya kegiatan ekonomi desa diperluas dan dipercepat layanannya. Perangkat desa disiapkan," tuturnya.
Ia mengatakan, selain itu juga perlu adanya peningkatan inklusivitas jasa keuangan di pedesaan agar masyarakat dapat melakukan pembiayaan yang lebih terbuka.
"Dorong finansial inklusi agar pergerakan ekonomi pedesaan peroleh pembiayaan lebih terbuka," kata Dia.
Akibat uang yang beredar cukup besar, maka pedesaan juga perlu mendorong himpunan tabungan masyarakat terutama di desa. "Terakhir, menghimpun tabungan masyarakat di desa dan kota karena banyak peredaran uang, mendorong tabungan masyarakat," tutupnya.

INDONESIA MERUPAKAN NEGARA PENGIKUT THAILAND

SAVE - Pesaing utama Indonesia dalam mengadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yaitu Thailand.
Namun, menurut Deputi Bidang Industri dan Perdagangan Kemenko bidang Perekonomian Edy Putra Irawady, jika dibandingkan dengan Indonesia, maka Thailand lah yang lebih unggul, sebab Thailand berhasil menghasilkan inovasi baru, mereka menjadi pemenang dan kita menjadi pengikut Thailand.
“Jadi kita harus mengikuti tren kemasan internasional, supaya akses lebih tinggi. Kita sama dengan Thailand yang bersaing inovasi. Kita juga sama-sama Thailand bersaing ekspor udang berkepala. Namun Thailand langsung bilang ekspor langsung berubah menjadi udang siap masak. Nak kita ikut lagi Thailand yang buat udang siap masak juga,” ucap Edy, Kamis (3/12/2015).
“Jadi selama ini kita menjadi follower Thailand,” sambungnya.
Menurut beliau, agar Indonesia maju dan menjadi champion, pemerintah harus segera melakukan perwujudan Kawasan Ekonomi Khusus,Kawasan Industri, dan buat Pusat Logistik Berikat. Hal ini kemungkinan akan mendorong inovasi dari produk kita agar mampu meningkat.
“Semua itu yang akan mampu menghasilkan inovasi-inovasi baru. Dan semua itu yang akan memperkuat produk-produk kita nantinya. Kita yang nantinya akan diikuti oleh negara lain,” jelasnya.

INDONESIA TAK PERLU TAKUT HADAPI MEA


SAVEPengamat Ekonomi, Firmanzah menilai, seharusnya Indonesia sudah tidak perlu khawatir lagi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ditahun mendatang. Indonesia yang sebelumnya selalu beranggapan bahwa beberapa negara merupakan pesaing berat dalam pasar bebas di asia tenggara, namun menurut Firmanzah kekhawatiran terhadap Indonesia juga dirasakan oleh Singapura.
Beliau menambahkan, Singapura yang dijuluki sebagai Negeri Singa Putih ini mewaspadai keberadaan Indonesia dalam MEA, akibat Produk Domestik Bruto (PDB) yang meningkat.
"Di dalam negeri kita takut dengan Singapura, tapi mereka juga ngeri dengan PDB kita yang besar. Apalagi Indonesia masuk anggota G-20 lalu dan secara absolut tenaga kerja kita luar biasa," jelasnya, Kamis (3/12/2015).
Firmanzah melanjutkan, pernyataan ini dikeluarkan langsung oleh pihak Singapura dan beberapa negara tetangga lainnya yang mewaspadai Indonesia. "Saya ketemu dengan teman di Filipina, Thailand, kita mikir bagaimana kami menang lawan mereka. Mereka juga pada hati-hati sama kita, ini bahasan yang sama bagaimana bisa menang lawan Indonesia," lanjutnya.
Menurut mantan staf khusus presiden pada Era SBY ini, bukan Indonesia saja yang khawatir terhadap MEA ini. "Kita tak sendirian, negara lain juga khawatir dengan Indonesia. Dalam KTT ASEAN di Phnom Penh 2012, MEA diundur dari awal 2015 jadi akhir 2015," tuturnya.
Setelah rapat tersebut, Firmanzah bertemu dengan beberapa perwakilan negara ASEAN dan mendapat informasi alasan di undurnya MEA. "Setelah akhir meeting, saya ngobrol dengan mereka, kenapa ngotot diundur? Terkejutnya, mereka bilang kita ngeri bersaing dengan Indonesia," jelas Firmanzah.  

Rabu, 02 Desember 2015

DARMIN: PENYERAPAN ANGGARAN KEMUNGKINAN HANYA MAMPU MENCAPAI 90%

SAVEWalaupun penerimaan pajak masih belum mampu mencapai target, namun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2015 masih dapat diselamatkan. Sebab, anggaran belanja negara kemungkinan juga tidak akan dapat terserap hingga mencapai 100%.  
Darmin Nasution, seorang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengungkapkan, dari perwujudan belanja negara yang dilakukan pemerintah kemungkinan sedikit hanya dapat terserap 90% dari target per tahunnya. Maksudnya, jika penentuan belanja mencapai sebesar Rp1984,1 triliun, kemungkinan penyerapan hanya memperoleh sebesar Rp1785,7.  
Spending kita ini sebesarnya tidak pernah mencapai target hingga 100%. Biasanya hanya 90%, ucap Darmin, Rabu (2/12/2015).
Beliau menambahkan, walaupun penyerapan anggaran belanja masih belum mampu mencapai target hingga 100%, namun pemerintah tidak melakukan penurunan belanja Kementerian Lembaga secara signifikan untuk menjaga defisit anggaran tetap berada di dalam batasan aman. Terdapat dalam Undang-undang (UU) APBN batasan defisit anggaran tercatat di 3% dari PDB.
“Maka ini tidak ada hubungan pemotongan. Dan tidak termasuk dalam urusan spending,” imbuh Darmin.
Selain itu, menurut Darmin, saat ini kondisi anggaran ikut terkait dalam perekonomian secara keseluruhan. APBN Perubahan 2015 mematok asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7%, namun dari prediksi hanya dapat terealisasi sebesar 4,8%. Kondisi tersebut memberikan dampak besar terhadap penerimaan pajak.
“Ini mengenai ekonomi yang mengalami perlambatan yang memberikan hasil penerimaan pajak menurun dan beberapa penerimaan lainnya. Namun pada saat yang sama target yang ditetapkan terlalu besar,” tuturnya.
Pemerintah telah mematok penerimaan pajak sebesar Rp1.294 triliun yang terdapat dalam APBN Perubahan 2015. Akan tetapi, hingga akhir tahun ini penerimaan pajak diperkirakan hanya mampu mencapai 80% hingga 82% atau sebesar Rp1.061,9 triliun dari penargetan sebesar Rp1.294 triliun.   

KUARTAL KETIGA EKONOMI AUSTRALIA TUMBUH DI 0,9%

SAVE - Pertumbuhan ekonomi Australia tumbuh berada di angka 9%, sementara pada kuartal September tingkat tahunan mencapai 2,5%, pada Rabu (2/12/2015) data resmi ditunjukan, terhadap Mentri Keuangan Scott Morrison, dan menangani perbaikan peningkatan dari pertumbuhan berbasis ledakan sumber daya ke yang lebih tinggi.

Angka pertumbuhan kuartal ketiga tersebut hampir mencapai prediksi dari para analis dan perbaikan perlambatan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya, yang mengalami perbaikan menjadi 0,3% yang dilakukan Biro Statistik Australia.

“Ada beberapa sinyal positif peningkatan ekonomi dan beberapa sinyal bahwa ekonomi kami sedang menuju kea rah yang benar,” jelas Morrison.

Sebelumnya Australia belum pernah mengalami keluar ledakan investasi pertambangan, selain itu mentri Keuangan juga mengatakan bahwa ekonomi telah berkembang memenuhi kondisi-kondisi yang baru.

“Transisi sedang berlangsung dalam perekonomian kami ,” ucapnya.

“Tahap selanjutnya dari transisi pertumbuhan Australia untuk bisnis di sektor-sektor ekonomi non-sumber daya untuk meningkatkan investasi mereka,” imbuhnya.

Data tersebut menunjukan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga yaitu ekspor barang dan jasa, terkonsentrasi di komoditas tambang, namun konsumsi rumah tangga juga mengalami peningkatan. Para analis telah memprediksi pada kuartal ketiga meningkat 0,8% dan untuk tahun hingga September sebesar 2,4%. Munculnya angka terbaru setelah bank sentral Australia memutuskan untuk menahan tingkat suku bunganya di tingkat terendah bersejarah 2,0% untuk bulan ketujuh selama berturut-turut, kemarin Selasa (1/12/2015). 

Selasa, 01 Desember 2015

JK: EKONOMI RI KUARTAL III-2015 HANYA TUMBUH SEBESAR 4,73%

SAVE - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2015 hanya tumbuh sebesar 4,73%, bahkan hingga akhir tahun ini diproyeksikan realisasinya hanya tumbuh di 4,8%. Selain itu, di tahun mendatang pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2015 diprediksikan tumbuh di angka 5,3%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berada di bawah negara tetangga seperti Malaysia hingga Filipina. 

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai, meski perekonomian Indonesia tengah mengalami perlambatan, namun perlambatan ini tidak terlalu buruk jika dibandingkan dengan beberapa negara lainnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang juga mengalami penurunan. 

"‎Saya memberikan gambaran, ekonomi Indonesia not so bad but not so good‎," ucap JK, Selasa (1/12/2015)

Beliau mengatakan, di level Asia, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada dibawah Malaysia, Filipina, China dan India yang tumbuh di atas posisi 5%. Namun jika dibandingkan dengan Singarura, Thailand, dan Vietnam, ekonomi Indonesia jauh lebih baik.

"Kita di bawah China, India, Filipina, dan Malaysia tapi masih di atas Singapura dan Thailand serta Vietnam," ucapnya.

Indonesia, masih memiliki kemungkinan besar untuk mendorong ekonomi tumbuh lebih meningkat. Terutama disokong dari sisi investasi swasta dan pemerintah serta daya beli masyarakat. Sedangkan dari sisi ekspor masih belum meningkat lantaran terpengaruh ekonomi maju.

"Kalau pasar kita nomor 4 di dunia, dan itu modal besar untuk mendorong perekonomian," jelas JK.

Ia menilai, untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih mengalami perlambatan kemungkinan sangat membutuhkan peren pemerintah. Khususnya dari sisi belanja pemerintah. Oleh karena itu pemerintah melakukan pembangunan berbagai infrastruktur, untuk mendorong serta menciptakan stabilitas ekonomi. 

"Apabila suatu negara ingin lepas dari suatu masalah, maka peran pemerintah harus kuat," tutupnya.

ALASAN BI TAHAN SUKU BUNGA BI RATE

SAVEDesakan terhadap Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan tingkat suku bunga BI rate terus dilakukan. Akan tetapi, Gubernur BI, Agus Martowardojo sepertinya masih belum ingin mengabulkan permintaan tersebut walupun sedah terjadi beberapa perbaikan ekonomi Indonesia.  

Agus mengatakan, saat ini ekonomi Indonesia memang telah mengalami beberapa perbaikan, misalnya tingkat inflasi di 2015 diprediksi di bawah 4%, angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan periode 2013 hingga 2014. Selain itu, defisit transaksi berjalan di 2015 diperkirakan sebesar US$18 miliar dolar, lebih kecil jika dibandingkan dengan capaian 3 tahun terakhir.

Namun, menurut beliau, penurunan BI rate selain mengacu terhadap kondisi perekonomian Indonesia juga mengacu terhadap kondisi ekonomi global. Agus menyebutkan, ada 3 kondisi ekonomi global yang menyebabkan BI masih mempertahankan suku bunga BI rate di posisi 7,5%. 

Yang pertama, kondisi perekonomian di China. Menurut Agus, sebelumnya ekonomi China diperkirakan akan tumbuh diatas 10% di tahun 2015. Namun, perkiraan tersebut tidak sesuai dan pertumbuhan ekonomi China yang diperkirakan anjlok ke arah 7%, bahkan diperkirakan akan mampu mencapai 6,3%

Sementara yang kedua, dalam 3 tahun terakhir harga komoditas mengalami penurunan. Dan yang ketiga, kenaikan tingkat suku bunga The Fed yang diperkirakan akan terjadi bertahap.Menurut Agus, kenaikan tingkat suku bunga teraebut akan membuat dana asing dari negara berkembang cenderung keluar ke pasar keuangan AS. 

"Meningkatnya suku bunga (AS) akan bertahap dari 0,25 menjadi 1,125, mungkin nanti menjadi 3,625. Jadi dolar cenderung menguat dan itu akan membawa tekanan di dunia. Apalagi selama beberapa bulan terakhir terjadi perbaikan ekonomi di AS, "tutur Agus Martowardojo, Selasa (1/12/2015).

Ia menambahkan, membaikanya defisit transaksi berjalan dan pergerakan inflasi yang terkendali memang menjadi peluang untuk menghadapi kenaikan tingkat suku bunga The Fed. Agus berkata, hal ini perlu diingat bahwa Indonesia menjalankan sistem ekonomi terbuka, artinya siapa saja dapat menanamkan modalnya di rupiah atau mata uang asing tanpa ada batasan. 

YUAN CHINA RESMI JADI MATA UANG INTERNASIONAL


SAVE - Sesuai dengan rencana, pada Senin 30 November 2015, Dana Moneter Internasional atau IMF akhirnya mencantumkan yuan China sebagai mata uang internasional.  

Yuan China saat ini masuk kedalam keranjang Special Drawing Rights (SDR) bersama beberapa mata uang internasional lainnya, seperti dolar AS, euro, yen, dan poundsterling.

Yuan China yang masuk dalam SDR merupakan tonggak penting untuk masuk ke dalam sistem keuangan global. Untuk menuju masuk ke dalam SDR, China sudah melakukan reformasi kebijakan keuangannya pada beberapa bulan terakhir, misalnya dalam hal akses yang lebih baik bagi orang asing ke dalam pasar mata uang China. Selain itu, adanya pengeluaran dan menambahkan waktu perdagangan yuan.

Harapan Managing Director IMF Christine Lagarde, agar langkah China mereformasi sistem pasar keuangannya tidak berhenti secepat itu. 

"Masuknya renminbi dalam SDR sebagai indikasi yang jelas dari reformasi yang telah diimplementasikan dan akan terus diimplementasikan," tutur Lagarde, Selasa (1/12/2015) 

(Baca juga: NASIB YUAN MENJADI MATA UANG INTERNASIONAL DITENTUKAN OLEH IMF)

Sementara itu pihak, Bank Sentral China atau The People's Bank of China menjelaskan, beberapa negara seperti AS dan Inggris juga ikut mendukung langkah tersebut, hal ini merupakan gambaran bahwa dunia internasional ingin China berperana lebih dalam ekonomi dunia.  

"China akan terus melanjutkan memperdalam dan mengakselerasi reformasi ekonomi dan keuangan yang lebih terbuka, dan bisa bekontribusi dalam pertumbuhan ekonomi dunia, menjaga stabilitas dan tata kelola keuangan dan ekonomi global," jelas pernyataan The People's Bank of China .

Senin, 30 November 2015

SAHAM KARW MASUK DALAM PENGAWASAN BEI

SAVE - Akibat harga saham yang bergerak kurang wajar menjadi alasan bagi TP Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memberikan pengawasan perkembangan pola transaksi saham PT ICTSI Prima Tbk (KARW). 
Kepala Devisa Pengawasan Transaksi, Irvan Susandy mengatakan, adanya penurunan harga dan peningkatan transaksi saham berkode emiten KARW yang tidak dalam kebiasaan dibanding dengan periode sebelumnya atau Unusual Market Activity (UMA) yaitu akibat masuknya saham KARW dalam pengawasan BEI. ‎"Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham KARW, bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," ungkapnya. 
Ia berkata, pada 24 November 2015 merupakan informasi terakhir yang dipublikasikan oleh emiten melalui IDX Net hal tersebut menjelaskan tentang volatilitas transaksi. Oleh karena itu, Irvan meminta, para pelaku pasar atau investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan yang tercatat atas permintaan konfirmasi bursa, mengawasi kinerja perusahhan tercatat, dan keterbukaan informasinya.    
Selain itu, Irvan melanjutkan, mempelajari kembali rencana aksi korporasi perusahaan tercatat apabila rencana tersebut masih belum mendapat persetujuan RUPS dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat meningkat di kemudian harisebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Akan tetapi, Irvan juga terus menekan, pengumuman UMA tidak secepatnya menunjukan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undang di bidang pasar modal.

NASIB YUAN MENJADI MATA UANG INTERNASIONAL DITENTUKAN OLEH IMF


SAVE - Hari ini Senin (30/11/2015) Dana Moneter Internasional atau IMF akan menentukan nasib yuan, apakah mata uang negeri tirai bambu ini dapat menjadi mata uang internasional atau justru belum adanya penentuan dari voting.

Mengutip dari Reuters, Senin (30/11/2015), Direktur Pelaksana IMF, Christine Lagarde, bersama sekitar 20-an pejabat institusi internasional tersebut akan mengadakan perkumpulan di markasnya yang berada di Washington dalam rangka untuk mengambil keputusan penting ini.

Mereka akan membahas apakah yuan pantas masuk kedalam keranjang Special Drawing Rights (SDR) dengan beberapa mata uang internasional lainnya, yaitu dolar AS, euro, yen, dan poundsterling.

Lagarde sendiri juga sudah mendukung yuan untuk masuk ke dalam keranjang bergengsi ini. Namun hingga saat ini masih belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai nasib mata uang China ini. 

Para pengelola kebijakan di IMF terdiri dari para dewan gubernur, yang sebenarnya merupakan para mentri keuangan dan gubernur bank sentral yang negara anggotanya 188.

Selain itu, para dewan gubernur IMF juga menyerahkan haknya kepada dewan eksekutif yang terdiri dari 24 direktur eksekutif. Mereka ini yang akan mengadakan pertemuan bersama Lagarde pada hari Senin waktu setempat.

Dalam pertemuan ini para staf lainnya tidak termasuk dalam pertemuan ini, hanya dapat diikuti oleh para pejabat kelas atas IMF saja. 

Para dewan eksekutif ini, dalam satu tahun bisa menggelar pertemuan hingga 200 kali, biasanya membahas dan mengambil keputusan secara konsensus dibanding voting. Akan tetapi, kali ini voting lah yang akan digunakan dalam mengambil keputusan. 

Mark Sobel adalah pemegang hak voting terbesar, direktur eksekutif IMF dari Amerika yang mewakili pemerintah Obama dengan hak Voting sebesar 17%. 

Secara bersamaan dengan sejumlah segara G7, seperti Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan AS, jika ditotal hak votingnya mencapai 43%. Sementara China yang diwakili mantan pejabat People’s Bank of China, Jin Zhongxia, hanya memiliki hak voting sebesar 3,8%.