Selasa, 01 Desember 2015

ALASAN BI TAHAN SUKU BUNGA BI RATE

SAVEDesakan terhadap Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan tingkat suku bunga BI rate terus dilakukan. Akan tetapi, Gubernur BI, Agus Martowardojo sepertinya masih belum ingin mengabulkan permintaan tersebut walupun sedah terjadi beberapa perbaikan ekonomi Indonesia.  

Agus mengatakan, saat ini ekonomi Indonesia memang telah mengalami beberapa perbaikan, misalnya tingkat inflasi di 2015 diprediksi di bawah 4%, angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan periode 2013 hingga 2014. Selain itu, defisit transaksi berjalan di 2015 diperkirakan sebesar US$18 miliar dolar, lebih kecil jika dibandingkan dengan capaian 3 tahun terakhir.

Namun, menurut beliau, penurunan BI rate selain mengacu terhadap kondisi perekonomian Indonesia juga mengacu terhadap kondisi ekonomi global. Agus menyebutkan, ada 3 kondisi ekonomi global yang menyebabkan BI masih mempertahankan suku bunga BI rate di posisi 7,5%. 

Yang pertama, kondisi perekonomian di China. Menurut Agus, sebelumnya ekonomi China diperkirakan akan tumbuh diatas 10% di tahun 2015. Namun, perkiraan tersebut tidak sesuai dan pertumbuhan ekonomi China yang diperkirakan anjlok ke arah 7%, bahkan diperkirakan akan mampu mencapai 6,3%

Sementara yang kedua, dalam 3 tahun terakhir harga komoditas mengalami penurunan. Dan yang ketiga, kenaikan tingkat suku bunga The Fed yang diperkirakan akan terjadi bertahap.Menurut Agus, kenaikan tingkat suku bunga teraebut akan membuat dana asing dari negara berkembang cenderung keluar ke pasar keuangan AS. 

"Meningkatnya suku bunga (AS) akan bertahap dari 0,25 menjadi 1,125, mungkin nanti menjadi 3,625. Jadi dolar cenderung menguat dan itu akan membawa tekanan di dunia. Apalagi selama beberapa bulan terakhir terjadi perbaikan ekonomi di AS, "tutur Agus Martowardojo, Selasa (1/12/2015).

Ia menambahkan, membaikanya defisit transaksi berjalan dan pergerakan inflasi yang terkendali memang menjadi peluang untuk menghadapi kenaikan tingkat suku bunga The Fed. Agus berkata, hal ini perlu diingat bahwa Indonesia menjalankan sistem ekonomi terbuka, artinya siapa saja dapat menanamkan modalnya di rupiah atau mata uang asing tanpa ada batasan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar