Jumat, 29 September 2017

IHSG SEMAKIN MENGUAT KE LEVEL 5.889

SAVESesi I siang hari ini, pergerakan IHSG masih mengalami penguatan sejak pagi tadi, setelah beberapa hari terakhir berada di zona merah.

Hingga perdagangan siang ini laju IHSG semakin menguat. IHSG bergerak menguat di posisi 5.889,429, angka ini naik sebesar 48,382 poin atau 0,83%. Sedangkan Indeks LQ45 bergerak naik sebesar 12,085 poin atau 1,25% ke 981,420.

Pergerakan IHSG ini juga sempat mengalami penguatan ke posisi tertingginya di 5.899,806, dan posisi terendahnya berada di 5.851,700.

Selain itu, asing juga tercatat melakukan net sell sebesar Rp484,199 miliar. Terjadinya aksi beli investor lokal juga berhasil menghilangkan sentimen negatif yang ada dan membuat IHSG bergerak semakin kuat.

Perdagangan IHSG hari ini cenderung berjalan moderat dengan frekuansi saham yang diperdagangkan sebanyak 148.509 kali dengan transaksi sebanyak 3,4 miliar lembar saham senilai Rp3,2 triliun.

Laju IHSG yang mengalami penguatan juga ikut didorong oleh penguatan 8 sektor saham. Beberapa hari yang lalu, sentimen negatif terus membayangi pergerakan IHSG hingga nyaris sepanjang hari.

Sementara pergerakan bursa-bursa Asia siang ini, rata-rata diperdagangkan variatif.

EKSPEKTASI KENAIKAN SUKU BUNGA MENINGKAT, RUPIAH MELEMAH

SAVEPergerakan nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan mengalami tekanan akibat adanya perkiraan bahwa Bank Sentral AS atau The Fed akan menaikan tingkat suku bunga acuannya pada akhir tahun ini.

Ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang akan dilakukan pada Desember ini semakin meningkat. Rupiah, seperti sebagian besar mata uang pasar berkembang lainnya, merasakan dampak dari sentimen tersebut.

Pada perdagangan pekan ini terlihat kurang berkilau untuk mata uang pasar berkembang. Hal ini dikarenakan mayoritas mata uang mengalami tekanan jual yang tinggi akibat kuatnya nilai mata uang dolar AS.

Meski rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar dalam jangka pendek, fundamental makro Indonesia yang semakin stabil seharusnya mendukung rupiah berada dalam jangka yang lebih panjang.

Sementara faktor utama yang menyebabkan nilai tukar rupiah mengalami penurunan cukup dalam yaitu berasal dari Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menilai bahwa pelemahan yang dialami rupiah dalam beberapa hari terakhir ini disebabkan oleh respons pasar yang menyusul rencana Pemerintah AS untuk menurunkan pajak dan juga pernyataan dari Gubernur The Fed yang cenderung hawkish mengenai membaiknya perekonomian AS.

Kamis, 28 September 2017

IHSG SULIT MENGUAT, RUPIAH ANJLOK KE LEVEL Rp13.500/US$

SAVEPada perdagangan sesi I siang hari ini, pergerakan nilai tukar rupiah semakin melemah terhadap dolar AS. Kondisi ini seiring dengan laju IHSG yang masih tertahan di zona merah.

Berdasarkan dari data Bloomberg, nilai tukar rupiah siang ini diperdagangkan di posisi Rp13.513/US$, angka ini turun dalam dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp13.445/US$. Siang ini rupiah tercatat bergerak di sekitar posisi Rp13.426/US$ hingga ke Rp13.594/US$.

Sedangkan IHSG siang ini masih bergerak melemah di zona merah dengan penurunan sebesar 2,92 poin atau 0,05% menjadi 5.860,10.

Sektor saham dalam negeri hingga siang hari ini mayoritas bergerak menurun dengan sektor keuangan yang memimpin kejatuhan sebesar 0,57% diikuti sektor pertanian yang turun 0,21%. Dan sektor perdagangan menjadi sektor yang mengalami kenaikan tertinggi sebesar 0,72%.

Sementara di bursa Indonesia tercatat adanya nilai transaksi sebesar Rp2,93 miliar dengan saham yang diperdagangkan sebanyak 5,68 juta saham siang ini. Asing juga tercatat melakukan transaksi bersih minus Rp,48,16 miliar dengan aksi jual asing sebesar 986,46 miliar dibandingkan dengan aksi beli asing yang mencapai Rp938,30 miliar.

Rabu, 27 September 2017

RUPIAH SEMAKIN MEMBURUK, IHSG BALIK MENURUN

SAVEPada perdagangan sesi I siang hari ini, pergerakan nilai tukar rupiah semakin melemah terhadap dolar AS. Kondisi ini seiring dengan laju IHSG siang ini yang balik menyusut setelah sempat menguat.

Berdasarkan dari data Bloomberg, pergerakan rupiah siang ini berada di posisi 13.392/US$, angka ini kurang baik jika dibandingkan dengan posisi perdagangan sebelumnya di Rp13.374/US$. Rupiah siang ini tercatat bergerak di sekitar posisi Rp13.368/US$ hingga ke Rp13.398/US$.

Sedangkan IHSG sesi I siang ini tercatat balik arah menurun setelah sempat bergerak naik. IHSG turun sebesar 4,03 poin atau 0,07% menjadi 5.859,93.

Sektor saham dalam negeri hingga perdagangan siang hari ini mayoritas berada di jalur negatif dengan sektor pertambangan yang memimpin pelemahan terdalam sebesar 1,89% diikuti sektor industri dasar yang turun 0,36%. Dan untuk sektor yang bergerak menguat yaitu kunsumen yang naik 0,92%.

Sementara di bursa Indonesia tercatat adanya nilai transaksi sebesar Rp3,32 miliar dengan saham yang diperdagangkan siang ini sebanyak 4,55 juta saham, asing juga tercatat melakukan transaksi bersih minus Rp68,10 miliar dengan aksi jual yang dilakukan oleh asing sebesar Rp1,11 triliun dibandingkan dengan aksi beli asing yang mencapai Rp1,04 triliun.

Selasa, 26 September 2017

IHSG BERGERAK DI ZONA MERAH SIANG INI

SAVEPergerakan IHSG siang ini terlihat menurun di tengah banyaknya sentimen negatif di pasar global.

Siang ini IHSG berada di posisi 5.876,924, angka ini menurun sebesar 17,688 poin atau 0,30%. Sedangkan untuk Indeks LQ45 melemah ke 977,925, berkurang dari posisi sebelumnya sebesar 2,696 poin atau 0,27%.

IHSG juga sempat menyentuh posisi tertingginya siang ini di 5.897,013, dan posisi terendahnya berada di 5.873,530. Sektor keuangan menjadi salah satu saham yang paling banyak dilepas oleh asing.

Perdagangan IHSG siang ini berjalan cenderung moderat dengan frekuensi saham yang diperdagangkan sebanyak 148,699 kali dengan transaksi sebanyak 4,5 miliar lembar saham senilai Rp3,3 triliun.

IHSG mengalami tekanan setelah pada pekan lalu sempat mencetak rekor intraday. Kemarin IHSG bergerak meninggalkan posisi 5.900.

Sementara pelemahan bursa saham IHSG ini, seiring dengan pelemahan bursa-bursa Asia siang ini ke zona merah.

EKONOMI RI DIPERKIRAKAN AKAN TUMBUH DI 5,1% DI TAHUN INI

SAVEAsian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhanekonomi Indonesia di tahun 2017 ini mencapai sebesar 5,1%, dengan komponen pendorong utama yaitu investasi dan ekspor. Meski pada semester I-2017, realisasi pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 5,01%.

Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia juga masih tetap kuat dan terhindar dari ketidakpastian global, dengan harapan pertumbuhan akan lebih baik di tahun ini.

Angka yang diperkirakan tersebut masih berada di bawah asumsi pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017 sebesar 5,2%.

Selain itu, belanja pemerintah diperkirakan juga akan ikut mendongkrak pertumbuhan di paruh kedua tahun 2017. Sehingga ekonomi bisa kembali bergeliat.

Sementara, investasi swasta diperkirakan akan mengalami kenaikan secara perlahan, seiring dengan dampak positif yang mulai terlihat dari reformasi kebijakan untuk memperbaiki iklim usaha. Di tambah Standard & Poor’s yang baru saja menaikan peringkat negara Indonesia ke investment grade. Hal ini diharapkan dapat mempercepat arus modal yang masuk ke dalam negeri, termasuk investasi langsung asing.

Sedangkan penurunan suku bunga BI 7-daya Reverse Repo Rate yang saat ini berada di 4,25% kemungkinan dapat mendorong pertumbuhan kredit yang cenderung melambat selama 3 tahun  terakhir.

Senin, 25 September 2017

RUPIAH MENGUAT DI TENGAH BERBALIKNYA IHSG KE ZONA MERAH

SAVEPada perdagangan sesi I siang hari ini, pergerakan nilai tukar rupiah terus menguat terhadap dolar AS. Kondisi ini di tengah berbalik lesunya IHSG siang ini.

Berdasarkan dari data Bloomberg, rupiah siang ini berada di posisi Rp13.293/US$, angka ini lebih baik jika dibandingkan dengan posisi perdagangan sebelumnya di Rp13.312/US$.

Pergerakan rupiah siang ini tercatat berada di sekitar posisi Rp13.289/US$ hingga ke Rp13.314/US$.

Sedangkan IHSG sendiri pada sesi I siang ini balik melemah ke zona merah dengan penurunan sebesar 9,88 poin atau 0,17% ke posisi 5.901,83.

Mayoritas sektor saham dalam negeri hingga perdagangan siang hari ini berada dijalur merah, dengan sektor pertambangan yang memimpin penurunan siang ini sebesar 1,51%, diikuti sektor perdagangan yang turun sebesar 0,33%. Dan sektor dengan kenaikan tertinggi dialami oleh sektor industri dasar sebesar 0,31%.

Sementara di bursa Indonesia tercatat adanya nilai transaksi sebesar Rp2,72 miliar dengan saham yang diperdagangkan sebanyak 3,91 juta saham. Asing juga tercatat melakukan transaksi bersih minus Rp96,20 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp951,5 miliar dibandingkan dengan aksi beli asing yang mencapai Rp855,3 miliar.

Jumat, 22 September 2017

RUPIAH MENGUAT KE LEVEL Rp13.325/US$

SAVEHari ini, nilai tukar rupiah diperdagangkan menguat sebesar 14 poin terhadap dolar AS ke posisi Rp13.325/US$ dibandingkan dengan posisi perdagangan sebelumnya di Rp13.339/US$.

Pergerakan rupiah yang masih berada di jalur positif mengikuti kebijakan dari The Fed yang masih mempertahankan tingkat suku bunga acuannya.

Selain itu, The Fed yang berencana akan melakukan program pengurangan terhadap obligasi juga dapat menimbulkan pasokan dolar AS di pasar menjadi berkurang.

Sementara Indonesia yang memiliki predikat layak investasi (investment grade) dari tiga lembaga pemeringkat internasional, yaitu Moody’s Fitch dan Standart and Poors (S&P) diharapkan dapat menjaga kinerja obligasi di dalam negeri.

Jika sentimen peringkat layak investasi dapat menjaga optimisme investor terhadap Indonesia, maka dapat mendorong pergerakan rupiah untuk kembali melanjutkan kenaikan.

Pada pertemuan 20 September 2017 kemarin, The Fed memutuskan untuktetap mempertahankan tingkat suku bunganya di 1,25% hingga 1,5%, namun The Fed memberikan sinyal akan segera menurunkan posisi neracanya mulai Oktober mendatang sebesar US$4,5 miliar.

Rabu, 20 September 2017

RUPIAH TERUS BERGERAK MENGUAT, IHSG NAIK TIPIS 0,02%

SAVEPada perdagangan sesi I siang hari ini, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin membaik. Kondisi ini seiring dengan kenaikan tipis IHSG siang ini.

Mengutip dari data Bloomberg, pergerakan rupiah siang ini berada di posisi Rp13.267/US$, angka ini tercatat menguat sebesar 12 poin atau 0,09% dari posisi perdagangan sebelumnya.

Sedangkan IHSG sendiri, pada sesi I siang ini juga berada di zona hijau dengan kenaikan tipis 0,99 poin atau 0,02% menjadi 5.902,32.

Total saham yang diperdagangkan ada sebanyak 425 saham, untuk saham yang mengalami kenaikan ada sebanyak 149 saham, 150 saham bergerak menurun, dan 126 saham lainnya stagnan.

Mayoritas sektor saham dalam negeri berada di jalur positif dengan sektor industri dasar yang memimpin penguatan siang ini sebesar 0,75%, dan sektor yang turun dalam yaitu aneka industri yang turun sebesar 0,25%.

Sementara di bursa Indonesia tercatat adanya nilai transaksi saham yang mencapai sebesar Rp2,94 triliun dengan saham yang diperdagangkan sebanyak 4,99 miliar lot saham.

Asing juga tercatat melakukan transaksi bersih minus Rp38,34 miliar, dengan aksi jual asing sebesar Rp1,09 triliun dibandingkan dengan aksi beli asing yang mencapai Rp1,05 triliun.

Selasa, 19 September 2017

IHSG BERGERAK NAIK MESKI TIDAK TERLALU BESAR

SAVEBursa saham IHSG pagi ini terlihat bergerak naik tipis mengikuti kenaikan pasar saham Asia. IHSG yang tertahan di zona hijau didorong oleh aksi beli yang dilakukan oleh investor domestik.

IHSG dibuka di posisi 5.886,956, angka ini tercatat naik 2,345 poin atau 0,04%. Dan Indeks LQ45 dibuka menguat sebesar 0,158 poin atau 0,02% ke 980,210.

Dari sepuluh sektor saham, ada sebanyak 5 sektor yang bergerak menguat, dan 5 sektor lainnya melemah. Hingga pagi ini, aksi jual asing masih terus terjadi di lantai bursa.

Kemarin, IHSG ditutup di posisi 5.884, angka ini langsung bergerak naik sebesar 12 poin dari posisi sebelumnya.

Sementara pergerakan bursa-bursa Asia cenderung bergerak positif. Pergerakan tersebut juga dapat memberikan sentimen positif bagi pergerakan IHSG.

Senin, 18 September 2017

SURPLUS NERACA PERDAGANGAN DIRESPONS POSITIF OLEH RUPIAH


SAVENilai tukar rupiah diperdagangkan menguat sebesar 15 poin terhadap dolar AS ke posisi Rp13.225/US$, dibandingkan dengan posisi perdagangan sebelumnya di Rp13.240/US$.

Data neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus juga masih direspon positif oleh pelaku pasar, sehingga mendorong rupiah untuk melanjutkan penguatannya terhadap dolar AS.

Neraca perdagangan Indonesia yang surplus dapat mengimbangi imbas negatif dari berita peluncuran Korea Utara.

Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat, terjadinya surplus pada neraca perdagangan Indonesia, Agustus 2017 sebesar 1,72 miliar dolar AS, hal ini dipicu oleh surplus sektor nonmigas 2,41 miliar dolar AS.

Dolar AS yang mengalami pelemahan juga disebabkan oleh faktor internalnya, salah satunya yaitu data penjualan ritel AS yang menurun sehingga berdampak pada ekonomi AS akibat adanya badai Harvey dan Irma sebelumnya.

Pergerakan dolar AS kemungkinan juga akan cenderung bergerak melemah merespon hasil pertemuan Bank Sentral AS atau The Fed pada 19 sampai 20 September ini, dan Bank Sentral Jepang (BoJ) pada 21 September.

Sementara investor juga masih menanti pengumuman dari The Fed mengenai proyeksi ekonomi AS, dan rencana The Fed untuk mengurangi neracanya.

IHSG BERADA DI SEKITAR POSISI 5.805-5.911

SAVEPada perdagangan hari ini, Senin (18/9/2017), pergerakan IHSG diperkirakan akan berada di sekitar posisi 5.805 hingga ke 5.911.

Pekan ini, pergerakan IHSG kembali memulai pekan yang pendek pada bulan September 2017 ini, terjadinya rentang konsolidasi terlihat masih akan dialami oleh IHSG saat ini.

Peluang terjadinya koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor sebagai momentum untuk melakukan akumulasi pembelian dalam jangka waktu menengah dan panjang.

Hal tersebut dapat terjadi dengan mengutamakan saham-saham yang memiliki kapasitas besar danmemiliki fundamental yang kuat serta stabilnya pertumbuhan ekonomi.

Sementara hari ini, pergerakan IHSG terlihat masih memiliki potensi untuk bergerak menguat.

Jumat, 08 September 2017

SENTIMEN DALAM NEGERI DORONG KENAIKAN RUPIAH

SAVEPergerakan nilai tukar rupiah hari ini diperdagangkan menguat sebesar 10 poin terhadap dolar AS ke posisi Rp13.300/US$, dibandingkan dengan posisi perdagangan sebelumnya di Rp13.310/US$.

Nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan terjadi di tengah sentimen globalyang cukup bervariasi, ha ini menunjukan kondisi di dalam negeri cukup kondusif.

Rendahnya defisit anggaran pada akhir Agustus 2017 yang mencapai 1,65% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau sekitar Rp224,3 triliun dibandingkan dengan periode sama tahun lalu di 2,09% serta peluang ekonomi Indonesia menjadi lima besar oleh PricewaterhouseCoorpers (PwC), dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang masih tetap optimistis, telah menjaga pergerakan rupiah.

Sementara Bank Indonesia menyatakan dalam surveinya bahwa keyakinan konsumen pada Agustus 2017 masih tetap berada di posisi yang optimis. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2017 yang masih tetap tinggi sebesar 121,9, meski lebih rendah 1,5 poin dibandingkan dengan bulan sebelumnya di 123,4.

Selain itu, proyeksi data neraca perdagangan Tiongkok yang akan mencatat pelebaran surplus, juga akan ikut memberikan dampak positif pada fluktuasi mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.

Kamis, 07 September 2017

SIKAP PETINGGI FED BIKIN RUPIAH MENGUAT

SAVENilai tukar rupiah hari ini diperdagangkan sedikit menguat 9 poin terhadap dolar AS ke posisi Rp13.324/US$, dibandingkan dengan posisi perdagangan sebelumnya di Rp13.333/US$.

Pelemahan yang dialami dolar AS ini seiring dengan terjadinya aksi jual yang dilakukan oleh pelaku pasar yang merespon negatif atas sikap dovish pejabat The Fed, hal ini menjadi pendorong penguatan bagi rupiah.

Pejabat The Fed dari negara bagian Dallas menyatakan bahwa kenaikan suku bunga kemungkinan akan memberikan kerugian terhadap ekonomi AS sedangkan Ketua The Fed Minneapolis mengatakan kenaikan suku bunga AS harus dilakukan secara berhati-hati.

Selain itu, kondisi geopolitik Korea yang masih memanas juga ikut memicu terjadinya aksi jual dolar AS.

The Fed juga menyatakan bahwa laju inflasi AS yang masih tertahan juga menyebabkan aset-aset berdenominasi dolar AS menjadi kurang diminati untuk diakumulasikan.

Sementara inflasi AS yang masih tetap bertahan kemungkinan akan membuat The Fed semakin ragu untuk menaikan suku bunga acuannya. Permintaan terhadap mata uang hard currency yang bersifat safe haven selain dolar AS, cukup berimbas negatif terhadap dolar AS dan berdampak positif pada rupiah.

Rabu, 06 September 2017

PERGERAKAN RUPIAH TERTAHAN AKIBAT UJI BALISTIK

SAVEHari ini, nilai tukar rupiah diperdagangkan sedikit menguat 1 poin terhadap dolar AS ke Rp13.330/US$, dibandingkan dengan posisi perdagangan sebelumnya di Rp13.331/US$.

Pergerakan rupiah mendatar dan cenderung menguat meski terbatas, para pelaku pasar masih menahan diri serta mencermati perkembangan dari imbas uji coba rudal balistik Korea Utara.

Permintaan terhadap beberapa mata uang non safe haven termasuk rupiah saat ini masih relatif stabil meski masih dibayangi oleh sentimen Korea.

Fluktuasi nilai turkar rupiah ikut mendorong adanya penyelenggaraan International Conference dan Call for Paper (ICCAP) 2017 yang dinilai memiliki jaringan antara pemerintah, akademisi, dan pelaku bisnis khususnya di sektor perdagangan.

Agenda ICCAP tersebut diharapkan dapat mendorong barang-barang  yang dihasilkan dari Indonesia di terima oleh global, dan memperkuat nilai tukar rupiah.

Sentimen tersebut diharapkan juga mampu menjaga laju rupiah untuk tetap bertahan dalam tren positifnya.

Sementara penguatan rupiah ini juga dibantu oleh mayoritas mata uang di kawasan Asia yang mengalami apresiasi. Nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak di sekitar posisi Rp13.325 hingga ke Rp13.335/US$.

KOREKSI BURSA ASIA MENYERET PELEMAHAN IHSG

SAVEPergerakan IHSG mengalami kejatuhan ke zona merah mengikuti pelemahan pasar saham regional. Akibat minimnya sentimen positif membuat aksi jual saham mulai bermunculan.

Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pagi ini terlihat sedikit menguat ke posisi Rp13.335/US$, dibandingkan dengan posisi perdagangan sebelumnya di Rp13.337/US$.

Mengawali perdagangan hari ini, Rabu (6/9/2017), pembukaan IHSG berada di posisi 5.809,543, angka ini menurun sebesar 20.436 poin atau 0,35%. Dan Indeks LQ45 dibuka mengalami koreksi sebesar 5,263 poin atau 0,54% ke 965,888.

Aksi jual ini menyesat ke arah saham-saham unggulan yang kemarin sempat bergerak naik. Terjadinya aksi jual asing hingga pagi ini masih terus berlanjut sejak kemarin.

Sementara kemarin, IHSG bergerak menguat ke posisi 5.829 setelah sempat menurun dalam ke zona merah selama hampir sepanjang perdagangan. Selain itu, dana asing yang berada di dalam negeri juga keluar sebesar Rp510 miliar, hal ini membuat penguatan IHSG tidak dapat melebar.

Bursa Eropa yang bergerak mixed seiring dengan langkah investor yang mencermati perkembangan mengenai isu nuklir tersebut. Dan bursa-bursa Asia kompak melemah akibat minimnya sentimen positif.

Selasa, 05 September 2017

IHSG TURUN KE LEVEL 5.795, RUPIAH MELEMAH TIPIS

SAVEPada perdagangan sesi I siang hari ini, pergerakan IHSG kembali melemah. Kondisi ini seiring dengan nilai tukar rupiah yang sedikit menurun.

Siang ini IHSG tercatat bergerak di zona merah dengan penurunan sebesar 18,69 poin atau 0,32% menjadi 5.795,05.

Seluruh sektor saham dalam negeri hingga siang ini berada di jalur negatif dengan sektor industri dasar yang memimpin pelemahan terdalam sebesar 1,02% diikuti penurunan sektor properti yang turun mencapai 1,01%. 

Selain itu, di bursa Indonesia juga tercatat adanya nilai transaksi sebesar Rp2,80 triliun dengan saham yang diperdagangkan sebanyak 6,74 juta saham. Asing juga melakukan transaksi bersih minus Rp7,23 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp714,8 miliar dibandingkan dengan aksi beli asing yang mencapai Rp707,6 miliar.

Total saham yang ditransaksikan ada sebanyak 417 saham, untuk saham yang mengalami penguatan ada sebanyak 109 saham, 213 saham melemah, dan 95 saham lainnya bergerak stagnan.

Sementara nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg, siang ini berada di posisi Rp13.340/US$, angka ini melemah tipis jika dibandingkan dengan posisi perdangan sebelumnya di Rp13.339/US$.

Senin, 04 September 2017

SENTIMEN DOMESTIK DIHARAPKAN DAPAT DORONG KENAIKAN RUPIAH

SAVENilai tukar rupiah hari ini diperdagangkan sedikit melemah 1 poin terhadap dolar AS ke posisi Rp13.319 dibandingkan dengan posisi perdagangan sebelumnya di Rp13.318/US$.

Sentimen negatif dari perkembangan di Semenanjung Korea yang kembali memanas membuat sebagian pelaku pasar uang memilih untuk menahan transaksinya pada aset-aset di negara berkembang, termasuk Indonesia yang menahan mata uangnya.

Sementara sentimen dari dalam negeri yang masih terbilang positif diharapkan dapat segera direspon oleh pasar sehingga dapat membuka ruang bagi pergerakan rupiah untuk menuju ke zona positif.

Selain itu, pemerintah yang meluncurkan Peraturan Presiden (Perpres) mengenai Percepatan Pelaksanaan Berusaha diperkirakan dapat ikut menjaga pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

Dengan melalui Perpres tersebut proses penerbitan perizinan berusaha diharapkan dapat lebih terukur oleh pelaku usaha yang dapat mendorong realisasi investasi di dalam negeri terus meningkat.

Investasi di dalam negeri yang mengalami peningkatan akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.