Walaupun pertumbuhan ekonomi China diperkirakan masih belum
mampu mencapai 7% pada tahun depan, dunia juga masih sulit untuk memperkirakan
kondisi ekonomi China. Lantaran, hingga akhir tahun ini pertumbuhan konsumsi
China justru mengalami pertumbuhan.
Akan tetapi, di sisi lain masih ada anggapan bahwa
pemerintah China akan kembali melakukan intervensi kebijakan dalam bidang
perekonomian. Hal tersebut membuat perekonomian China sulit untuk diprediksi
sepanjang tahun 2016 mendatang.
Sementara itu, Amerika Serikat meyakini pada tahun 2016
mendatang, China tidak lagi memberikan dampak besar terhadap perekonomian dunia
pada umumnya, dan AS pada khususnya. Sebab, 85% pendorong ekonomi AS justru
berada dari negara-negara maju dan negara berkembang lainnya. Akan tetapi,
Amerika Serikat mengaku bahwa masih memiliki kekhawatiran terhadap stabilitas
pasar global yang dapat terpengaruh dari perlambatah ekonomi China.
“The Fed khawatir tentang stabilitas pasar global. Mereka
sangat bergantung pada satu sama lain,” ucap Managing Director Citizens Bank,
Rabu (30/12/2015).
Pengamat dari Morgan Stanley, Zeanter mengatakan bahwa dunia
internasional harus mewaspadai adanya deflasi mata uang China. Hal ini
dikhawatirkan dapat memberikan ketidakpastian terhadap harga penjualan di China
sehingga dapat mempengaruhi perdagangan global.
“Jika kita terus mengimpor banyak deflasi dari China, ini
dapat menyebabkan ketidakpastian terhadap prospek inflasi,” tutur Zaenter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar