Rabu, 30 Desember 2015

PERLAMBATAN EKONOMI CHINA DIPERKIRAKAN AKAN BERLANJUT DI TAHUN DEPAN

SAVE - Sepanjang tahun 2015, China mengalami perlambatan ekonomi dan diperkirakan akan terus berlangsung hingga tahun depan. Selain itu, di tahun 2020 mendatang, peran China yang selama ini sebagai salah satu negara yang menyokong pertumbuhan ekonomi dunia kemungkinan akan digantikan oleh Amerika Serikat (AS) dan India.
Walaupun pertumbuhan ekonomi China diperkirakan masih belum mampu mencapai 7% pada tahun depan, dunia juga masih sulit untuk memperkirakan kondisi ekonomi China. Lantaran, hingga akhir tahun ini pertumbuhan konsumsi China justru mengalami pertumbuhan.
Akan tetapi, di sisi lain masih ada anggapan bahwa pemerintah China akan kembali melakukan intervensi kebijakan dalam bidang perekonomian. Hal tersebut membuat perekonomian China sulit untuk diprediksi sepanjang tahun 2016 mendatang.
Sementara itu, Amerika Serikat meyakini pada tahun 2016 mendatang, China tidak lagi memberikan dampak besar terhadap perekonomian dunia pada umumnya, dan AS pada khususnya. Sebab, 85% pendorong ekonomi AS justru berada dari negara-negara maju dan negara berkembang lainnya. Akan tetapi, Amerika Serikat mengaku bahwa masih memiliki kekhawatiran terhadap stabilitas pasar global yang dapat terpengaruh dari perlambatah ekonomi China.
“The Fed khawatir tentang stabilitas pasar global. Mereka sangat bergantung pada satu sama lain,” ucap Managing Director Citizens Bank, Rabu (30/12/2015).
Pengamat dari Morgan Stanley, Zeanter mengatakan bahwa dunia internasional harus mewaspadai adanya deflasi mata uang China. Hal ini dikhawatirkan dapat memberikan ketidakpastian terhadap harga penjualan di China sehingga dapat mempengaruhi perdagangan global.
“Jika kita terus mengimpor banyak deflasi dari China, ini dapat menyebabkan ketidakpastian terhadap prospek inflasi,” tutur Zaenter.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar