Jumat, 27 November 2015

BI MENGANTISIPASI MENGENAI PEREDARAN UANG PALSU

SAVE - BI terus melakukan sosialisasi mengenai waspada terhadap uang palsu untuk menyesuaikan peredarannya saat saat pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang dilakukan secara bersamaan pada 9 Desember 2015.
"Masyarakat harus terus waspada dan harus tahu membedakan mana uang rupiah yang asli dan mana uang palsu," ucap Kepala Kantor BI Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Peter Jacobs, Jumat (27/11/2015).
Beliau mengatakan biasanya orang yang tidak bertanggung jawab tersebut akan memanfaatkan kesempatan tertentu seperti pada saat Pilkada peredaraan uang palsu tersebut mulai dilakukan, sehingga masyarakat perlu mewaspadai hal tersebut.  
Oleh karena itu, kata Peter, sosialisasi dan kas keliling akan terus dilakukan baik terhadap swalayan, pasar tradisional maupun di tempat penduduk sehingga masyarakat akan lebih cermat jika menerima uang.
BI Sulut telah melakukan kerja sama dengan kepolisian bahkan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam menyosialisasikan keaslian uang rupiah.
"Jika masyarakat tahu membedakan mana rupiah asli atau palsu, maka kita tidak akan tertipu, karena uang palsu tidak akan ada penggantiannya," jelasnya.
Pada bulan Oktober 2015 lalu, ada sejumlah 262 lembar uang palsu yang ditemukan di Provinsi Sulut.
"Dari Januari hingga Oktober 2015, sebanyak 262 lembar uang palsu yang ditemukan yakni 40 lembar pecahan 100 ribu, 15 lembar pecahan 50 ribu, satu lembar pecahan 20 ribu dan dua lembar pecahan 10 ribu," jelas Peter.
Ia juga menambahkan, BI akan terus melakukan upaya agar temuan uang palsu di Sulut dikurangi dengan usaha sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya pengetahuan cirri-ciri keaslian uang rupiah.
Untuk penindakan diserahkan langsung ke pihak kepolisian, dan BI sudah melakukan kerja sama tersebut," ucapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar