SAVE - Bank sentral Jepang atau Bank of Japan menargetkan
inflasi tahun fiskal 2019 sebesar 2%. Namun ekonom Credit Suisse wilayah Jepang
Hiro Shirakawa menyatakan, target tersebut masih belum akan tercapai jika yen
Jepang terus bergerak menguat.
Shirakawa juga menurukan bahwa tingkat inflasi
Jepang masih cukup sensitif terhadap pergerakan nilai mata uang. Kenaikan yen
Jepang ini dapat menurunkan kesempatan bagi indeks harga konsumen pemerintah
untuk mencapai ke target 2% hingga beberapa waktu mendatang.
Japang saat ini
terlihat masih jauh dari target inflasinya, dimana tingkat inflasi konsumennya
berada di posisi 0,9% pada bulan Januari 2018.
Tingkat inflasi ini dipengaruhi
oleh pergerakan mata uang. Untuk itu, jika yen Jepang menguat, maka harga
barang-barang impor akan lebih murah jika dibeli dengan menggunakan mata uang
yen, dan dapat menyebabkan kenaikan harga.
Mengutip dari CNBC pada Rabu
(21/3/2018), yen Jepang dilaporkan tengah mengalami penguatan sejak sejak awal
2018 dan diperkirakan masih akan terus berlanjut. Salah satu faktornya yaitu pelemahan
kurs dolar AS.
Selain itu, Perekonomian Jepang yang mengalami perbaikan juga ikut
mendorong kenaikan nilai Yen. Jepang mengalami pertumbuhan kuartalan kedelapan selama
berturut-turut hingga akhir kuartal tahun 2017.
Hal tersebut yang membuat Jepang
masih sulit untuk mencapai terget pertumbuhan inflasi di 2%, baik tahun 2019
maupun 2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar