SAVE - Pergerakan nilai tukar
rupiah tercatat mengalami penguatan saat melawan dolar Australia. Pelemahan
dolar Australia ini terjadi seiring adanya potensi perang dagang antara AS dan
China yang sudah di depan mata.
Hari ini Kamis (22/3/2018), di pasar spot dolar
Australia diperdagangkan di posisi Rp10.637,33. Angka ini menunjukan bahwa
rupiah bergerak naik sebesar 0,4% jika dibandingkan dengan posisi perdagangan
sebelumnya.
Laju dolar Australia ini memang tengah berada dalam tekanan,
lantaran menyusul rencana AS yang akan membelakukan bea masuk terhadap
produk-produk China atas nama perlindungan hak kekayaan intelektual.
China ini
merupakan mitra datang utama Australia. Pada tahun 2017 lalu, ekspor Australia
ke China mencapai sebesar US$110,4 miliar. Angka ini tembus ke 29,6% dari total
ekspor Australia.
Meski rupiah terbilang menguat, namun jika dilihat secara
fundamental nampaknya rupiah masih belum mampu untuk bergerak menguat terhadap
dolar Australia. Ini terlihat dari setahun terakhir, rupiah melemah sebesar
4,03% terhadap mata uang tersebut.
Arus keluar devisa ke Australia memang
tinggi, salah satunya yaitu dari sisi perdagangan. Secara tradisional, neraca
perdagangan Indonesia dengan Australia memang defisit.
Untuk itu, perlu adanya
upaya yang lebih dalam memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar. Salah
satunya dengan melalui pengurangan defisit perdagangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar