SAVE - Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Bank Indonesia
menyatakan, pergerakan rupiah yang mengalami volatilitas kemarin merupakan
imbas dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit, dan bukan karena
gejolak di Asia. Meski demikian, ia mengatakan, pengaruh tersebut tidak akan
berlangsung lama.
Mirza melihat, meski bursa Asia tidak bermasalah, namun
pemerintah dan BI mengaku tetap mewaspadai adanya volitilitas rupiah yang
terjadi akhir-akhir ini lantaran Brexit.
“Memang jika kita lihat karena Brexit
ada volatilitas sementara, temporer jika menurut BI. Sebab ini lebih ke
permasalahan Inggris dan Uni Eropa, bukan Asianya yang bermasalah,” ucapnya,
Selasa (28/6/2016).
Jika pergerakan rupiah mengalami volatilitas, maka itu hanya
bersifat sementara dan nantinya akan kembali normal seperti biasa dan tekanannya
akan kembali menurun.
Sementara, jika melihat pasar keuangan di London, di sana
memang terjadi gejolak ekonomi dan sahamnya juga mengalami penurunan tetapi
harganya masih terlihat stabil.
“Sebab jika kita lihat pasar keuangan London
hanya di perbankan London saja yang menurun cukup banyak namun saham lainnya
menurun cukup normal,” tutup Mirza.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar