Namun pelemahan yang dialami rupiah masih terbilang wajar. Selain itu, pernyataan yang dilontarkan dari petinggi The Fed terus berubah-ubah sehingga menyebabkan adanya ketidakpastian di pasar keuangan global dan emerging market termasuk Indonesia.
Disisi lain, kondisi perekonomian global saat ini juga terlihat masih belum stabil, dan adanya penurunan harga minyak dunia. Walaupun demikian, kondisi di dalam negeri setidaknya membaik meski masih menimnya sentimen positif.
Oleh karena itu, pergerakan nilai tukar rupiah masih akan terus bergantung pada keputusan The Fed. Dolar AS diperkirakan akan bergerak di posisi Rp13.250.
Pada 21 September mendatang The Fed akan mengumumkan soal kenaikan suku bunganya, hal ini bertepatan dengan pengumuman BI rate, angka perdagangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar