Penurunan ringgit lantaran terimbas anjloknya harga minyak Brent
ke posisi terendahnya dalam 11 tahun terakhir.
Najib Razak, Perdana Menteri Malaysia harus mereview kembali anggaran
belanja negara, akibat anjloknya harga minyak Brent.
Menurut Menteri Pertanian dan Komoditas Malaysia Douglas Uggah
Embas pada minggu lalu, setiap harga minyak yang mengalami penurunan sebesar 1
dollar AS, Malaysia berisiko akan kehilangan sekitar 300 juta ringgit atau 68 juta
dollar AS.
Penurunan harga minyak dan belum adanya kepastian pada
ekonomi China
manjadi faktor yang membebankan ringgit. Jika hal ini terus berlangsung pergerakan
ringgit akan semakin menurun ke posisi 4,45/US$ dalam waktu dekat.
Sepanjang 2016, harga minyak sudah mengalami penurunan
sebesar 17% menjadi 30,66 dollar AS/barel. Jika digabungkan dengan penurunan
2015, total penurunan harga minyak sudah mencapai 35%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar