SAVE - Mesir yang mengalami krisi berkepanjangan membuat
likuiditasnya menurun. Hanya ada sedikit uang yang beredar di pasaran, terutama
setelah investor asing banyak melakukan penarikan dana.
Investor asing memiliki
banyak alasan mengapa tidak ingin lagi menyimpan dananya di Mesir. Selain ekonominya
yang melambat, konflik di negara sekitar akibat ISIS juga membuat investor tidak
mau berinvestasi.
Kondisi tersebut membuat bank sentral setempat memutuskan
untuk tidak lagi menahan nilai tukarnya. Kebijakan free float pun diterapkan atas pound Mesir.
Hal ini membuat matauang Mesir langsung anjlok sebesar 48% dalam sehari. Pada hari sebelumnya, saat
kebijakan belum diterapkan, 1 dolar AS dihargai 8,8 pound Mesir.
Namun setelah
itu, 1 dolar AS mengalami kenaikan menjadi 13 pound Mesir. Berharap akan ada
banyak lagi dana asing yang masuk ke Mesir.
Selain itu, Mesir juga saat ini bisa
mengambil opsi untuk mendapatkan dana bantuan dari International Monetary Fund
(IMF).
Kebijakan nilai tukar valas yang fleksibel ini akan mendorong tingka
persaingan Mesir, memperkuat ekspor serta pariwisata, juga menggenjot
investasi.
Melambatnya ekonomi Mesir ini terjadi sejak naik tinggi di tahun 2011.
Saat
ini Mesir hanya menunggu dana bantuan dari IMF yang telah disepakati Agustus
lalu sebesar US$12 miliar atau Rp156 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar