SAVE - Hari ini, nilai tukar rupiah diperdagangkan menurun
sebesar 61 poin terhadap dolar AS ke Rp13.506/US$, dibandingkan dengan posisi
perdagangan sebelumnya di Rp13.445/US$.
Kepastian kenaikan suku bunga acuan di
AS pada akhir tahun atau Desember 2017 ini yang semakin meningkat lebih dari
80% menjadi salah satu faktor utama yang mendorong dolar AS menguat.
Selain itu,
sentimen positif dolar AS juga datang dari pernyataan Presiden Donald Trump
yang berencana untuk memangkas pajak perusahaan di AS.
Sedangkan data final produk
domestik bruto (PDB) AS di kuartal kedua yang mengalami kenaikan dari yang
sebelumnya di 3,0% menjadi 3,1% ikut menjadi pendorong bagi pergerakan dolar
AS.
Sementara prediksi inflasi September 2017 yang masih terkendali juga akan menahan
tekanan rupiah yang lebih dalam terhadap dolar AS.
Fluktuasi nilai tukar rupiah
masih relatif stabil seiring adanya penilaian dari Bank Indonesia (BI) bahwa
inflasi September masih akan tetap terjaga dan kemungkinan akan mengalami
deflasi karena sejumlah harga pangan mengalami penurunan.
Hal tersebut dapat
memberikan dampak positif bagi rupiah di pasar valas. Dan fundamental ekonomi
nasional yang kuat, juga akan menjaga pergerakan rupiah untuk jangka panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar