SAVE - Bank
Indonesia (BI) melaporkan pada kuartal l-2016 neraca pembayaran Indonesia (NPI)
mengalami defisit sebesar 287 juta dolar AS.
Angka difisit tersebut menurun jika
dibandingkan dengan kuartal lV-2015 yang mencapai 5,1 miliar dolar AS.
Hendry
Sulistiowati, Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI menuturkan, defisit
NPI yang terjadi pada kuartal l-2016 disebabkan karena perusahaan atau swasta
lebih banyak membayar utang dibanding menarik kembali utang dari luar negeri.
Selain
itu, pendapatan sekundar di kuartal l-2016 dari remitansi TKI juga mengalami
penurunan.
Pada kuartal lV-2015, pendapatan sekunder mencapai sebesar 1,4 miliar
dolar AS, sementara pada kuartal l-2016 hanya 1,2 miliar dolar AS.
Investasi
asing langsung (foreign direct investment/FDI) dan investasi portfolio juga
ikut mengalami penurunan.
Investasi langsung pada kuartal l-2016 mengalami
penurunan menjadi 2,2 miliar dolar AS yang sebelumnya di 2,8 miliar dolar AS. Sedangkan
untuk investasi portfolio menurun dari yang sebelumnya di 4,9 miliar dolar AS
menjadi 4,4 miliar dolar AS.
“Investasi lainnya juga kita defisit. Hal ini
dikarenakan perusahaan Indonesia juga banyak yang melakukan bayar utang. Ini bukan
berarti buruk. Lantaran melihat ekonomi yang masih belum stabil jadi mereka
lebih memilih untuk untuk mengembalikan utangnya baru nanti utang lagi,”
ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar