SAVE - Sejak
pekan lalu, nilai tukar rupiah masih berada dalam tren pelemahan terhadap dolar AS. Kemungkinan besar pergerakan dolar AS bisa kembali menembus ke posisi
Rp14.000.
Ada kemungkinan dolar AS bisa mencapai ke Rp14.000. Namun tidak lama lantaran ini
lebih berkaitan dengan persepsi.
Pelemahan rupiah ini terjadi karena adanya isu
pernyataan The Fed mengenai rencana kenaikan suku bunga acuan dalam waktu
dekat. Hal ini menimbulkan persepsi baru bagi investor dan membawa kembali ke
AS.
Biasanya tekanan yang muncul dari faktor persepsi ini short-live.
Pergerakan dolar AS akan bergerak cukup lama di posisi
Rp13.800, sampai akhirnya The Fed memberikan kepastian mengenai kenaikan suku
bunga pada Juni-Juli mendatang.
“Sebelum dolar AS menyentuh Rp14.000, market akan
menguji di posisi Rp13.800. Jika rupiah tidak sanggup bertahan di posisi
13.800, next yang akan dilihat market yaitu Rp14.000,” ucap Eric Sugandi, Ekonom
Kenta Institut, Senin (30/5/2016).
Selain itu, Ekonom PT Bank Central Asia Tbk
(BCA) David Sumual menambahkan, pergerakan rupiah diperkirakan akan berada di
sekitar posisi Rp13.400 hingga Rp14.000/US$ hingga akhir tahun. Angka kisaran
tersebut masih berada dalam batasan yang wajar.
Pergerakan rupiah perlu berada
di rentang tersebut untuk mempertahankan peningkatan ekspor dan mendorong
neraca perdagangan agar tetap berada di jalur surplus. Jika rupiah terlalu
menguat pastinya akan menimbulkan harga jual barang yang diekspor menurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar