Rabu, 01 November 2017

ANTISIPASI TERHADAP PELEMAHAN RUPIAH

SAVEPemerintah dan Bank Indonesia (BI) diharapkan memberi perhatian khusus terhadap pelemahan nilai tukar rupiah ke posisi terendah pada akhir pekan lalu, yang hanya berselang kurang dari satu minggu sejak APBN 2018 disahkan.

Nilai tukar rupiah yang mengalami penurunan hingga ke Rp13.609/US$ pada perdagangan kemarin, merupakan posisi terendah sejak Juli 2016. Meski dua hari ini mulai membaik, namun pelemahan rupiah ini telah melebihi mata uang regional lainnya.

Meski dalam APBN 2018 pemerintah masih terus melakukan penyusunan anggaran dalam kacamata optimistis, namun hal tersebut masih kurang realistis.

Selain itu, BI juga menyatakan bahwa 50% fluktuasi nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh eksternal. Jika BI terkejut dengan penurunan nilai tukar rupiah pada pekan lalu, ini menunjukan bahwa perhitungan dan antisipasi mereka terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah dan perkembangan ekonomi dunia masih belum cermat.

Sementara jumlah utang yang semakin tinggi dan akan jatuh tempo dalam dua tahun ke depan, dengan total Rp810 triliun, mestinya dapat mendorong pemerintah untuk mempersiapkan sejenis protokol krisis ekonomi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar