SAVE - Pergerakan
harga minyak dunia mengalami kenaikan meski masih berada di bawah posisi
tertingginya, kenaikan ini terjadi setelah adanya pengumuman dari Libya
mengenai pembukaan kembali jaringan pipa setelah melakukan blokade selama dua
tahun yang berakhir di awal bulan ini.
Berdasarkan dari Reuters, Rabu (21/12/2016), harga minyak mentah berjangka Brent
diperdagangkan di posisi US$55,35/barel, angka ini mengalami kenaikan sebesar
43 sen atau 0,8%. Sedangkan untuk harga minyak AS meningkat 11 sen menjadi
US$52,23/barel.
Harga minyak dunia mengalami kenaikan setelah adanya pernyataan
dari Libya mengenai jaringan pipa dari lapangan baratnya yang telah dibuka
kembali. Ia berharap untuk menambahkan 270.000 barel/hari atas produksi negara
dalam tiga bulan ke depan.
Akibat konflik dan perselisihan politik produksi
Libya telah dipotong sebanyak 600.000 barel/hari, angka tersebut jauh di bawah
produksi sebelumnya pemberontakan pada 2011 yang mencapai 1,6 juta.
Beberapa bulan
terakhir, pasar lebih fokus terhadap keputusan OPEC yang telah setuju untuk
memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel/hari.
Selain itu, produsen non-OPEC
juga sepakat untuk membatasi produksi. Dan para pedagang berharap persediaan
minyak AS dapat menurun dalam beberapa pekan mendatang, meski minyak
diperdagangkan dalam kisaran hingga indikasi awal Januari apakah produsen
minyak ini masih akan tetap menjalankan janji mereka.
Sementara, kesepakatan
yang dilakukan oleh OPEC untuk memotong pasokan tidak termasuk Libya, sehingga
produksi bertambahnya minyak dari Libya dapat merusak upaya OPEC untuk
mengurangi kelebihan minyak mentah global.
Dan kesepakatan OPEC dan non-OPEC
untuk memotong pasokan global di bulan ini telah memberikan dorongan terhadap
harga minyak ke posisi tertinggi dalam 17 bulan. Harapannya persediaan minyak
mentah AS menunjukan hasil imbang dari 2,4 juta barel dalam pakan sampai 16
Desember.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar