Di tahun lalu, para emiten sedikit menahan diri untuk menerbitkan
obligasi, karena kondisi perekonomian masih belum membaik. Namun, setelah BI melakukan
penurunan suku bunganya di angka 7% mampu mendorong emiten untuk merealisasikan
niatnya tersebut.
“Nampaknya di tahun 2015 mereka masih menunggu bagaimana
keadaan ekonomi dan pada saat ini bunga masih cukup tinggi sehingga niat mereka
untuk menerbitkan obligasi masih ditunda. Namun di tahun 2016 ini adanya
penurunan suku bunga BI rate yang cukup signifikan menjadi 7% tentu membuat
para perusahaan ingin menerbitkan surat utangnya. Hal ini juga menimbulkan
munculnya emiten baru,” ucap Direktur Rating PT Pemeringkat Efek Indonesia (Perindo) Vonny Widjaja, Jumat
(11/3/2016).
Saat ini kondisi iklim perekonomian tersebut didukung oleh
penurunan suku bunga Eropa dari 0,05% menjadi 0%. Namun dampak tersebut tidak
cukup besar dalam dunia obligasi. Sebab penerbitan obligasi ini sangat
bergantung pada kondisi makro ekonomi dalam negeri.
Walaupun demikian, para edmiten saat ini terlihat masih mengharapkan kondisi perekonomian yang sudah kondusif ini masih akan tetap stabil. Sehingga harapan dari para penerbit obligasi dan investor untuk memperoleh keuntungan dapat terealisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar