Selasa, 08 Mei 2018

RUPIAH SEMAKIN JEBLOK, PEMERINTAH JAUHI PENERBITAN OBLIGASI

SAVEBerdasarkan dari pernyataan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara, pemerintah masih belum akan menerbitkan obligasi dan surat utang negara (SUN) dalam waktu dekat. Hal ini dikarenakan, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus mengalami pelemahan.

Dalam melakukan penerbitan obligasi valuta asing (valas) harus menunggu waktu yang tepat dan saat kondisi pasar juga bergerak stabil. Untuk itu, tidak mungkin jika pemerintah akan menerbitkan obligasi di tengah situasi seperti ini.

Selain itu, pemerintah juga harus menghindari penerbitan obligasi saat volatilitas nilai tukar sedang mengalami peningkatan. Sebab, jika volatilitas tinggi maka investor akan wait and see untuk membeli obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.

Jika investor tengah wait and see, biasanya akan lebih ke waspada, dan jika sudah waspada biasanya akan berdampak pada bergerakan harga. Sehingga hal tersebut memang berusaha untuk dihindari.

Sementara pergerakan nilai tukar rupiah terlihat terus bergerak melemah terhadap dolar AS. Pada perdagangan di pasar spot, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.004/US$, angka ini melemah jika dibandingkan dengan posisi perdagangan sebelumnya di Rp14.001/US$.

Rupiah semakin bergerak melemah hingga ke posisi Rp14.042/US$, ini merupakan posisi terendah rupiah sejak Desember 2015. Hal ini membuat rupiah menjadi mata uang terburuk kedua di Asia terhadap dolar AS pekan ini.

#moneychangersunterjakartautara

savemoneychanger @ptsavemc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar