Rabu, 26 Juli 2017

PENGUATAN RUPIAH DIDORONG OLEH SINYAL DOVISH FED

SAVEPada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah mengalami penguatan sebesar 18 poin ke posisi Rp13.309/US$, dibandingkan dengan posisi perdagangan sebelumnya di Rp13.327/US$.

Para pelaku pasar yang memprediksi kebijakan bank sentral AS bahwa Fed masih akan tetap mempertahankan tingkat suku unga acuannya, hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan dolar AS masih berada dalam tekanan terhadap sejumlah mata uang di Asia, termasuk rupiah.

Jika suku bunga The Fed masih akan tetap dipertahankan, sinyal Ketua The Fed Janet Yellen yang dovish kemungkinan dapat meminta pelemahan dolar AS berlanjut di pasar global.

Sementara, peningkatan harga minyak mentah yang didorong oleh rencana Arab Saudi dengan meredam ekpor telah mendorong kenaikan yield obligasi global yang sebelumnya konsisten berada di posisi rendah.

Harga minyak WTI tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,98% menjadi US$48,36.barel, dan minyak Brent naik 0,80% je posisi US$50,60/barel.

Pergerakan fluktuasi rupiah masih terbilang relatif terbatas menjelang pertemuan Komite Kebijakan Pasar Terbuka (FOMC) pada pekan ini.

Sentimen dari dalam negeri yang cukup kondusif diharapkan dapat menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah jika hasil keputupan FOMC tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar