SAVE - Pada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah
mengalami penguatan sebesar 18 poin ke posisi Rp13.309/US$, dibandingkan dengan
posisi perdagangan sebelumnya di Rp13.327/US$.
Para pelaku pasar yang memprediksi
kebijakan bank sentral AS bahwa Fed masih akan tetap mempertahankan tingkat
suku unga acuannya, hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan dolar AS
masih berada dalam tekanan terhadap sejumlah mata uang di Asia, termasuk
rupiah.
Jika suku bunga The Fed masih akan tetap dipertahankan, sinyal Ketua The
Fed Janet Yellen yang dovish kemungkinan dapat meminta pelemahan dolar AS
berlanjut di pasar global.
Sementara, peningkatan harga minyak mentah yang
didorong oleh rencana Arab Saudi dengan meredam ekpor telah mendorong kenaikan
yield obligasi global yang sebelumnya konsisten berada di posisi rendah.
Harga
minyak WTI tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,98% menjadi US$48,36.barel,
dan minyak Brent naik 0,80% je posisi US$50,60/barel.
Pergerakan fluktuasi
rupiah masih terbilang relatif terbatas menjelang pertemuan Komite Kebijakan
Pasar Terbuka (FOMC) pada pekan ini.
Sentimen dari dalam negeri yang cukup
kondusif diharapkan dapat menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah jika hasil
keputupan FOMC tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar