Selasa, 06 Juni 2017

HARGA MINYAK TURUN DI TENGAH KRISIS SAUDI DAN QATAR

SAVEHari ini, harga minyak dunia kembali mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran bahwa masalah politik ini dapat mempengaruhi kesepakatan OPEC untuk memotong produksi minyak.

Arab Saudi, UEA, Mesir, dan Bahrain telah menutup jaringan transportasi gas alam cair (LNG) dengan Qatar. Nagara calon tuan rumah Piala Dunia 2022 ini dikenal sebagai salah satu gas alam cair.

Pergerakan harga minyak Brent mengalami penurunan sebesar 48 sen atau 0,96% menjadi US$49,47/barel. Sedangkan harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di posisi US$47,40/barel, turun 26 sen atau 0,55%.

Meski terjadi ketegangan, OPCE menuturkan krisis Arab Saudi-Qatar ini seperti perselisihan rumah tangga, dan pergerakan harga minyak masih berjalan seperti biasa.

Bagi OPEC perpecahan politik antara negara-negara anggota ini bukan pertama kalinya, dan ini juga tidak menjadi yang terakhir.

Berikut ini merupakan beberapa konflik dimana OPEC masih memiliki kemampuan untuk terus bekerja meski terjadi konflik, pada tahun 1980 hingga 1988 perang Iran dan Iraq selama sewindu, ini sangat mengganggu produksi minyak di kedua anggota, namun OPEC berhasil menetapkan kuota produksi kepada mereka pada tahun 1983.

Sementara tahun 1990, setelah Iraq menginvasi Kuwait pada 2 Agustus, produksi gabungan minyak kedua negara sebesar 4,3 juta barel/hari dihentikan. Namun OPEC tetap melobi selama konflik agar produksi dipulihkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar