Indonesia mengalami surplus saat barang yang diekspor
lebih banyak dibandingkan dengan produk yang diimpor dari negara lainnya.
Misalnya, Indonesia mengekspor barang senilai US$ 1 miliar sedangkan transaksi
impor terjadi sebesar US$ 500 juta dari negara lain, maka Indonesia mendapatkan
surplus sebesar US$ 500 juta.
Namun, Indonesia justru mengalami defisit pada neraca
dagangnya dengan negara-negara di Asia seperti Thailand, Australia, dan China
yang mencapai US$ 8,48 miliar.
Defisit yang terjadi disebabkan karena barang yang
diekspor lebih rendah dibandingkan dengan barang yang diimpor. Misalnya,
Indonesia mengekspor barang dengan nilai US$ 500 juta ke negara lain dan mengimpor
US$ 700 juta, maka terjadi defisit sebesar US$ 200 juta.
Sementara Indonesia tercatat mengalami defisit paling
besar dengan Tiongkok, pada periode Januari hingga Mei 2019 senilai US$ 8,48
miliar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar