SAVE - Pergerakan kurs dolar AS pada perdagangan kemarin
mengalami pelemahan terhadap yen Jepang selama tiga hari berturut-turut
menyusul langkah China yang mengenakan bea masuk impor terhadap 128
barang-barang dari AS.
Tindakan yang dilakukan negara Asia Timur itu,
menyebabkan ketegangan yang semakin memanas antara China dengan negara
perekonomian terbesar di dunia.
China telah melakukan bea masuk terhadap 128
produk AS hingga 25%, diantaranya yaitu daging babi beku, wine, buah-buahan,
dan kacang-kacangan, yang mulai diberlakukan pada hari Senin sebagai respons atas
bea impor baja dan aluminium AS.
Ini merupakan aksi jual yang dipengaruhi oleh
kekhawatiran perdagangan, dan menyebabkan munculnya kekhawatiran mengenai
pertumbuhan global. Selain itu, masih ada banyak risiko untuk euro dan mata uang
yang cenderung ekspor lainnya, seperti dolar Kanada, Australia, dan Selandia
Baru.
Mata uang yen Jepang dan Swiss yang dinilai sebagai aset safe haven, biasanya
mendapat dorongan dari pelemahan dolar AS saat suhu geopolitik dan keuangan
mulai memanas.
Pergerakan kurs dolar AS tercatat mengalami pelemahan sebesar
0,1% ke posisi 90,043 terhadap beberapa mata uang utama lainnya, setelah
sebelumnya sempat mencatat kenaikan tertinggi dalam satu minggu terakhir di
90,178 pada pekan lalu.
Dolar AS bergerak melemah terhadap yen Jepang sebesar
0,4% menjadi 105,89 yen, setelah pada pekan lalu sempat menguat hingga lebih
dari 1,5%.
Sementara laju dolar AS ini diperkirakan masih akan terus melemah
terhadap yen jepang lantaran semakin meningkatnya ketegangan antara AS dengan
China. Dan Presiden Donald Trump diperkirakan juga akan memberikan pengumuman
mengenai daftar produk China lainnya yang akan dikenakan bea impor baru pada
Jumat mendatang.
savemoneychanger @ptsavemc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar