SAVE - Pergerakan bursa saham
Jepang di Tokyo pada perdagangan hari ini ditutup menguat tinggi, didorong oleh
positifnya kinerja Wall Street yang naik lebih dari 4% dalam sehari dan menjadi
terbaik sejak 2009.
Laju indeks Nikkei 225 mengalami kenaikan sebesar 750,56
poin atau 3,88% menjadi 20.077,62. Sedangka indeks Topix yang lebih luas
bertambah 70,16 poin atau 4,90% ke level 1.501,63.
Reli terjadi setalah indeks
Nikkei jauh hingga lebih dari 4% pekan ini, di tengah meningkatnya kekhawatiran
tentang ekonomi AS dan kekhawatiran yang disebabkan oleh krisis pendanaan
pemerintah AS.
Sementara saham emiten eksportir menguat lantaran pelemahan mata
uang yen Jepang membuat prospek bisnis mereka meningkat.
Kurs dolar AS diperdagangkan
di posisi 111,13 yen dalam perdagangan sore ini di Asia, menurun jika
dibandingkan dengan perdagangan di New York yang berada di 111,33 yen, namun
meningkat ke 110,45 yen saat penutupan bursa Tokyo kemarin.
#moneychangersunterjakartautara
savemoneychanger @ptsavemc
Kamis, 27 Desember 2018
AKSI PERANG DAGANG KEMBALI HANTAM CHINA
SAVE - Dampak pengenaan tarif
masuk oleh Presiden AS Donald Trump terhadap perekonomian China nampaknya
sejauh ini hanya bersifat psikologis dalam perang dagang yang masih terus
berlangsung.
Namun, kondisi tersebut kemungkinan akan berubah di tahun mendatang dan berpotensi untuk menghambat pertumbuhan ekonomi China.
Kekhawatiran akan perang dagang antara AS dengan China kembali meningkat di tahun ini, saat AS mengenakan tarif impor terhadap barang-barang China senilai US$250 miliar, dua pertiga dari defisit barang bilateral di tahun 2017.
Sementara Beijing merespon dengan menjatuhkan penguatan impornya sendiri senilai US$110 miliar terhadap produk AS.
Dampak tarif tersebut akan terlihat di tahun depan. Dan berisiko terhadap perlambatan ekonomi China yang cukup jelas di tahun 2019.
China menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia lantaran didorong oleh manufaktur dan ekspor. Namun, tantangan juga semakin bertambah karena pertumbuhan global yang disinkronkan nampaknya akan semakin menurun.
Selain itu, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China juga mengalami penurunan hingga lebih dari dua dekade, Beijing mencoba untuk mengalihkan motor perekonomiannya ke sektor konsumsi.
#moneychangersunterjakartautara
savemoneychanger @ptsavemc
Namun, kondisi tersebut kemungkinan akan berubah di tahun mendatang dan berpotensi untuk menghambat pertumbuhan ekonomi China.
Kekhawatiran akan perang dagang antara AS dengan China kembali meningkat di tahun ini, saat AS mengenakan tarif impor terhadap barang-barang China senilai US$250 miliar, dua pertiga dari defisit barang bilateral di tahun 2017.
Sementara Beijing merespon dengan menjatuhkan penguatan impornya sendiri senilai US$110 miliar terhadap produk AS.
Dampak tarif tersebut akan terlihat di tahun depan. Dan berisiko terhadap perlambatan ekonomi China yang cukup jelas di tahun 2019.
China menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia lantaran didorong oleh manufaktur dan ekspor. Namun, tantangan juga semakin bertambah karena pertumbuhan global yang disinkronkan nampaknya akan semakin menurun.
Selain itu, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China juga mengalami penurunan hingga lebih dari dua dekade, Beijing mencoba untuk mengalihkan motor perekonomiannya ke sektor konsumsi.
#moneychangersunterjakartautara
savemoneychanger @ptsavemc
Senin, 17 Desember 2018
BURSA SAHAM TOKYO DITUTUP MENGUAT
SAVE - Menutup perdagangan hari ini, Senin (17/12/2018),
bursa saham Jepang di Tokyo ditutup menguat tipis, lantaran investor ramai
membeli saat harga saham menurun setelah terjadi pelemahan tajam pada akhir
pekan lalu.
Selain itu, kenaikan saham juga terjadi akibat fokus investor yang bergeser menjelang pertemuan Bank Sentral AS atau The Fed.
Pergerakan indeks Nikkei 225 tercatat mengalami penurunan lebih dari 2% pada Jumat lalu, dan berakhir menguat sebesar 132,05 poin atau 0,62% ke posisi 21.506,88. Sedangkan indeks Topix yang lebih luas meningkat 2,04 poin atau 0,13% menjadi 1.594,20.
Pada tanggal 19 Desember atau 20 Desember mendatang, dini hari waktu Indonesia, The Fed akan melakukan rapat untuk menentukan arah suku bunga acuan.
Sementara berdasarkan dari CME Fedwatch, probabilitas Jerome Jay Powell dan rekan memprediksi bahwa The Fed akan menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 bps ke posisi 2,25% hingga 2,5% menjadi 76,6%. Angka ini naik dibandingkan dengan posisi seminggu sebelumnya yang berada di 72,3%.
#moneychangersunterjakartautara
savemoneychanger @ptsavemc
Selain itu, kenaikan saham juga terjadi akibat fokus investor yang bergeser menjelang pertemuan Bank Sentral AS atau The Fed.
Pergerakan indeks Nikkei 225 tercatat mengalami penurunan lebih dari 2% pada Jumat lalu, dan berakhir menguat sebesar 132,05 poin atau 0,62% ke posisi 21.506,88. Sedangkan indeks Topix yang lebih luas meningkat 2,04 poin atau 0,13% menjadi 1.594,20.
Pada tanggal 19 Desember atau 20 Desember mendatang, dini hari waktu Indonesia, The Fed akan melakukan rapat untuk menentukan arah suku bunga acuan.
Sementara berdasarkan dari CME Fedwatch, probabilitas Jerome Jay Powell dan rekan memprediksi bahwa The Fed akan menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 bps ke posisi 2,25% hingga 2,5% menjadi 76,6%. Angka ini naik dibandingkan dengan posisi seminggu sebelumnya yang berada di 72,3%.
#moneychangersunterjakartautara
savemoneychanger @ptsavemc
Rabu, 12 Desember 2018
BURSA TOKYO BERHASIL MENGUAT
SAVE - Menutup perdagangan hari ini, bursa saham Jepang di
Tokyo berakhir menguat di zona hijau, menyusul kebijakan China yang akan
melakukan pemotongan tarif terhadap mobil asal AS hingga 15% dari 40% saat ini.
Bursa saham Tokyo berhasil mempin kenaikan tertinggi di wilayah Asia dimana indeks acuan Nikkei 225 mencatat kenaikan sebesar 454,73 poin atau 2,15% menjadi 21.602,75. Sedangkan untuk indeks Topix yang lebih luas juga meningkat sebesar 31,30 poin atau 1,99% ke posisi 1.606,61.
Produsen mobil merupakan salah satu penghasilan terbesar di Jepang, mengikuti langkah sejumlah rekan mereka di AS setelah munculnya laporan bahwa China tengah melakukan pergerakan untuk memangkas tarif pada mobil.
Beberapa saham yang mengalami kenaikan diantaranya yaitu Yamaha Motor dengan kenaikan 4,31%, Mitsubishi Motor meningkat 2,75%, dan Toyota sedikit naik di 2,24%.
Sementara Nissan, terguncang skandal yang baru-baru ini melibatkan mantan Ketua Carlos Ghosn, yang naik moderat sebesar 0,8%.
#moneychangersunterjakartautara
savemoneychanger @ptsavemc
Bursa saham Tokyo berhasil mempin kenaikan tertinggi di wilayah Asia dimana indeks acuan Nikkei 225 mencatat kenaikan sebesar 454,73 poin atau 2,15% menjadi 21.602,75. Sedangkan untuk indeks Topix yang lebih luas juga meningkat sebesar 31,30 poin atau 1,99% ke posisi 1.606,61.
Produsen mobil merupakan salah satu penghasilan terbesar di Jepang, mengikuti langkah sejumlah rekan mereka di AS setelah munculnya laporan bahwa China tengah melakukan pergerakan untuk memangkas tarif pada mobil.
Beberapa saham yang mengalami kenaikan diantaranya yaitu Yamaha Motor dengan kenaikan 4,31%, Mitsubishi Motor meningkat 2,75%, dan Toyota sedikit naik di 2,24%.
Sementara Nissan, terguncang skandal yang baru-baru ini melibatkan mantan Ketua Carlos Ghosn, yang naik moderat sebesar 0,8%.
#moneychangersunterjakartautara
savemoneychanger @ptsavemc
Selasa, 04 Desember 2018
AKSI PROFIT TAKING BIKIN RUPIAH MELEMAH
SAVE - Setelah selama tiga hari berturut-turut diperdagangkan
menguat, pergerakan rupiah terhenti pada perdagangan hari ini, Selasa
(4/12/2018). Meski laju rupiah masih berada di bawah Rp14.300/US$.
Berdasarkan dari data Bloomberg, nilai tukar rupiah tercatat mengalami koreksi sebesar 38 poin atau 0,27% menjadi Rp14.282/US$, dibandingkan dengan posisi perdagangan sebelumnya di Rp14.244/US$.
Penguatan rupiah dan pelemahan kurs dolar AS terjadi di tengah penantian rapat The Fed, sehingga membuat investor mengambil aksi profit taking atau aksi ambil untung, lantaran akhir-akhir ini nilai tukar rupiah sudah bergerak menguat sebesar 6,48%.
Mengutip dari Reuters, kurs dolar AS masih mengalami pelemahan terhadap enam mata uang utama lainnya akibat imbas menurunnya ketegangan perang dagang antara AS dengan China sehingga permintaan USD sebagai mata uang safe haven menjadi berkurang.
Indeks Dollar bergerak melemah 0,1% terhadap enam mata uang utama ke posisi 96,94. Hal ini membuat yuan China bergerak naik terhadap dolar AS ke level US$6,8631. Greenback kehilangan 0,3% terhadap yen Jepang ke posisi 113,31. Namun dolar AS tercatat masih menguat terhadap pound di posisi US$1,2724, lantaran masih deadlocknya transaksi Brexit.
Sementara saat ini pasar dan analis akan fokus pada kebijakan moneter The Fed yang akan melakukan rapat pada 18 Desember hingga 19 Desember mendatang. Selain itu, pasar memprediksi The Fed kemungkinan akan menaikan suku bunga dengan probabilitas 87%. Sikap Fed yang ralatif hawkish serta kuatnya fundamental ekonomi AS telah memberikan keuntungan terhadap dolar AS sepanjang tahun 2018 ini.
#moneychangersunterjakartautara
savemoneychanger @ptsavemc
Berdasarkan dari data Bloomberg, nilai tukar rupiah tercatat mengalami koreksi sebesar 38 poin atau 0,27% menjadi Rp14.282/US$, dibandingkan dengan posisi perdagangan sebelumnya di Rp14.244/US$.
Penguatan rupiah dan pelemahan kurs dolar AS terjadi di tengah penantian rapat The Fed, sehingga membuat investor mengambil aksi profit taking atau aksi ambil untung, lantaran akhir-akhir ini nilai tukar rupiah sudah bergerak menguat sebesar 6,48%.
Mengutip dari Reuters, kurs dolar AS masih mengalami pelemahan terhadap enam mata uang utama lainnya akibat imbas menurunnya ketegangan perang dagang antara AS dengan China sehingga permintaan USD sebagai mata uang safe haven menjadi berkurang.
Indeks Dollar bergerak melemah 0,1% terhadap enam mata uang utama ke posisi 96,94. Hal ini membuat yuan China bergerak naik terhadap dolar AS ke level US$6,8631. Greenback kehilangan 0,3% terhadap yen Jepang ke posisi 113,31. Namun dolar AS tercatat masih menguat terhadap pound di posisi US$1,2724, lantaran masih deadlocknya transaksi Brexit.
Sementara saat ini pasar dan analis akan fokus pada kebijakan moneter The Fed yang akan melakukan rapat pada 18 Desember hingga 19 Desember mendatang. Selain itu, pasar memprediksi The Fed kemungkinan akan menaikan suku bunga dengan probabilitas 87%. Sikap Fed yang ralatif hawkish serta kuatnya fundamental ekonomi AS telah memberikan keuntungan terhadap dolar AS sepanjang tahun 2018 ini.
#moneychangersunterjakartautara
savemoneychanger @ptsavemc
Langganan:
Postingan (Atom)